Tabok Bokong Pramugari di Pesawat, Pramugara Ini Diadili
loading...
A
A
A
Penumpang itu ingin menunjukkan padanya barang yang ingin dia beli dari majalah, dan pramugari itu berdiri di sampingnya.
Korban berdiri dengan lutut sedikit ditekuk, bagian atas tubuhnya sedikit condong ke depan dan sedikit miring ke arah kursi.
Tiba-tiba, korban merasakan "pukulan" di pantat kanannya dan tersentak sebagai respons atas kontak fisik itu. Demikian cerita korban di persidangan.
Korban melihat terdakwa berjalan melewatinya, dan tidak ada orang lain di belakangnya. Terdakwa berhenti, memandangnya dan mengatakan kepadanya; "Janganlah berdiri seperti itu dengan cara nakal atau main-main."
Korban tidak langsung menghadapi terdakwa karena terkejut dan tidak tahu harus bereaksi apa, dan juga karena masih menjaga penumpang.
Setelah kejadian itu, dia memberi tahu pramugara terkemuka apa yang terjadi.
Setelah penerbangan mendarat dan kru bersiap untuk penerbangan balik, terdakwa mendekatinya dan meminta maaf.
Menurut korban, terdakwa mengatakan tidak punya niat untuk melakukan tindakan seperti itu. Namun, korban bertanya kepadanya apa niat lain yang bisa dia miliki.
Terdakwa terus mengulangi bahwa dia "tidak punya niat".
Selama transit di Filipina, korban mengirim pesan kepada pemimpin di lingkungan kerjanya untuk memberi tahu apa yang telah dilakukan terdakwa.
Korban berdiri dengan lutut sedikit ditekuk, bagian atas tubuhnya sedikit condong ke depan dan sedikit miring ke arah kursi.
Tiba-tiba, korban merasakan "pukulan" di pantat kanannya dan tersentak sebagai respons atas kontak fisik itu. Demikian cerita korban di persidangan.
Korban melihat terdakwa berjalan melewatinya, dan tidak ada orang lain di belakangnya. Terdakwa berhenti, memandangnya dan mengatakan kepadanya; "Janganlah berdiri seperti itu dengan cara nakal atau main-main."
Korban tidak langsung menghadapi terdakwa karena terkejut dan tidak tahu harus bereaksi apa, dan juga karena masih menjaga penumpang.
Setelah kejadian itu, dia memberi tahu pramugara terkemuka apa yang terjadi.
Setelah penerbangan mendarat dan kru bersiap untuk penerbangan balik, terdakwa mendekatinya dan meminta maaf.
Menurut korban, terdakwa mengatakan tidak punya niat untuk melakukan tindakan seperti itu. Namun, korban bertanya kepadanya apa niat lain yang bisa dia miliki.
Terdakwa terus mengulangi bahwa dia "tidak punya niat".
Selama transit di Filipina, korban mengirim pesan kepada pemimpin di lingkungan kerjanya untuk memberi tahu apa yang telah dilakukan terdakwa.