Efek Letusan Gunung Berapi: Tonga Rusak Signifikan, Tsunami Terjang Pasifik

Senin, 17 Januari 2022 - 09:29 WIB
loading...
Efek Letusan Gunung...
Kondisi Tonga sebelum dan setelah erupai gunung berapi bawah laut. Negara itu dilaporkan mengalami kerusakan signifikan setelah erupsi gunung berapi memicu tsunami. Foto/Planet Labs PBC/via REUTERS
A A A
NUKUALOFA - Letusan gunung berapi bawah laut di Tonga tak hanya memicu gelombang tsunami di sekitar Pasifik. Erupsi juga menyebabkan kerusakan signifikan pada ibu kota negara kepulauan tersebut.

Kawasan Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa, tertutup debu. Meski demikian, kondisi terkini di negara itu belum diketahui karena jaringan komunikasi masih terhambat hingga Senin (17/1/2022).



Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada hari Sabtu begitu kuat sehingga jadi pemberitaan di seluruh dunia dan terdengar hingga Alaska.

Tak hanya itu, erupsi tersebut juga memicu tsunami yang membanjiri garis pantai Pasifik dari Jepang hingga Amerika Serikat.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa, mengalami kerusakan signifikan. Dia melanjutkan, tidak ada laporan cedera atau kematian tetapi penilaian penuh belum dimungkinkan karena jalur komunikasi terputus.

"Tsunami memiliki dampak yang signifikan di pantai di sisi utara Nuku'alofa dengan perahu dan batu-batu besar terdampar," kata Ardern setelah kontak dengan Kedutaan Selandia Baru di Tonga, seperti dikutip AFP.

"Nuku'alofa tertutup lapisan debu vulkanik tebal tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil."

"Tonga membutuhkan pasokan air, karena awan abu telah menyebabkan kontaminasi," ujarnya.

Pasukan Pertahanan Selandia Baru mengatakan dalam Twitter bahwa belum ada kabar terbaru tentang kerusakan di pulau-pulau terluar Tonga. "Selandia Baru akan mengirim pesawat pengintai angkatan udara segera setelah kondisi atmosfer memungkinkan," bunyi tweet tersebut.

Tonga juga telah menerima tawaran Canberra untuk mengirim penerbangan pengawasan. Hal itu disampaikan kantor Kementerian Luar Negeri Australia, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga segera bersiap untuk memasok "pasokan kemanusiaan penting".

Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia juga telah menjanjikan dukungan, sementara badan anak-anak PBB mengatakan sedang mempersiapkan pasokan darurat untuk diterbangkan.

Gelombang setinggi 1,2 meter menyapu pantai di Ibu Kota Tonga dengan penduduk melaporkan bahwa mereka telah berlari ke tempat yang lebih tinggi, meninggalkan rumah-rumah yang terendam banjir. Beberapa mengalami kerusakan struktural ketika batu-batu kecil dan abu berjatuhan dari langit.

"Itu sangat besar, tanah berguncang, rumah kami bergetar. Itu datang dalam gelombang. Adik laki-laki saya mengira bom meledak di dekatnya," kata penduduk setempat, Mere Taufa, kepada situs berita Stuff.

Dia mengatakan air memenuhi rumahnya beberapa menit kemudian dan dia melihat dinding rumah tetangga runtuh.

"Kami baru tahu langsung tsunami. Air saja yang masuk ke rumah kami," kata Taufa.

"Anda hanya bisa mendengar teriakan di mana-mana, orang-orang berteriak meminta keselamatan, agar semua orang naik ke tempat yang lebih tinggi."

Raja Tonga Tupou VI dilaporkan telah dievakuasi dari Istana Kerajaan di Nuku'alofa dan dibawa oleh konvoi polisi ke sebuah vila yang jauh dari garis pantai.

Gambar satelit dramatis menunjukkan letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang panjang dan bergemuruh memuntahkan asap dan abu ke udara, dengan suara gemuruh yang terdengar 10.000 kilometer (6.000 mil) jauhnya di Alaska.

Letusan tersebut memicu tsunami di Pasifik dengan gelombang setinggi 1,74 meter di Chanaral, Chili, yang jaraknya lebih dari 10.000 kilometer jauhnya. Gelombang yang lebih kecil terlihat di sepanjang pantai Pasifik dari Alaska ke Meksiko.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Jepang Prediksi Gempa...
Jepang Prediksi Gempa Bumi Besar yang bisa Tewaskan 300.000 Orang
Nasib Nauru: Dulu Negara...
Nasib Nauru: Dulu Negara Terkaya, Sekarang Jual Kewarganegaraan demi Bertahan Hidup
Gempa Magnitudo 7,6...
Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Karibia, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Kewalahan Atasi Kebakaran...
Kewalahan Atasi Kebakaran Los Angeles, Muncul Opsi 60 Pesawat Ciduk Laut Samudra Pasifik
Peringatan Tsunami Dikeluarkan...
Peringatan Tsunami Dikeluarkan setelah Gempa Berkekuatan 6,9 Skala Richter Guncang Jepang
Mengenang Gempa dan...
Mengenang Gempa dan Tsunami Aceh 2004: Setara 23.000 Bom Hiroshima, Renggut 226.408 Orang
Gempa Magnitudo 7,0...
Gempa Magnitudo 7,0 Guncang California AS, Peringatan Tsunami Berbahaya Dikeluarkan
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Penyebab Spanyol Blackout...
Penyebab Spanyol Blackout Masih Misteri, Ini Dugaannya
Rekomendasi
Ini Identitas Korban...
Ini Identitas Korban Tewas dan Luka dalam Kecelakaan Travel Bhineka di Tol Cisumdawu
Dominasi Dolar AS Terancam,...
Dominasi Dolar AS Terancam, Negara-negara Dunia Ramai-ramai Buang USD
Roy Suryo Ngaku Bertemu...
Roy Suryo Ngaku Bertemu Langsung Pengunggah Ijazah Jokowi di Medsos
Berita Terkini
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
51 menit yang lalu
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
2 jam yang lalu
Iran Ancam Netanyahu:...
Iran Ancam Netanyahu: Setiap Aksi Permusuhan akan Dibalas dengan Respons Menghancurkan
3 jam yang lalu
Angkatan Udara Rusia...
Angkatan Udara Rusia Tembak Jatuh Jet Tempur Su-27 Ukraina
4 jam yang lalu
Pemukim Israel Bangun...
Pemukim Israel Bangun Jalan Baru saat Tentara Curi Uang di Rumah-rumah Warga Palestina
4 jam yang lalu
Houthi Akui Serang Kapal...
Houthi Akui Serang Kapal Induk AS Harry S Truman di Laut Merah
5 jam yang lalu
Infografis
Pasifik Jadi Medan Adu...
Pasifik Jadi Medan Adu Kuat Kapal Induk AS dan China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved