Mereka yang Marah dengan Reformasi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman

Minggu, 16 Januari 2022 - 05:30 WIB
loading...
A A A
Mereka menuduh Pangeran MBS mempermainkan Tuhan. "Para kritikus itu seperti semut kerajaan yang berada di bawah tanah,” kata seorang komentator agama Saudi di kota barat Jeddah, yang tak disebutkan namanya.

"Pangeran telah menutup mulut mereka, tetapi dia belum mengakhiri kerajaan mereka."

Banyak bangsawan juga kesal. Mereka telah lama memiliki kekuatan untuk mengajukan petisi kepada raja, dan memiliki banyak uang untuk dibelanjakan pada masyarakat dan diri mereka sendiri. Tapi Pangeran MBS telah membuat aristokrasi terpincang-pincang.

Dia mengunci sejumlah pangeran terkemuka (dan banyak pengusaha) di sebuah hotel mewah pada tahun 2017, mengguncang mereka untuk mendapatkan uang tunai dan aset. Pangeran lain mengeluhkan perlakuan serupa, dikurangi masa inap hotel, serta pemotongan tunjangan mereka (seperti penerbangan gratis, utilitas, dan perawatan medis).

Menjadi lebih sulit bagi mereka untuk mendapatkan komisi dari kontrak pemerintah. Secara umum, kata mereka, Pangeran MBS telah mengubah sistem politik yang lebih konsensual menjadi pemerintahan satu orang.

Ada sebagian orang Saudi senang melihat Pangeran MBS diturunkan. Yang lain lagi senang dengan perluasan kebebasan pribadi oleh sang pangeran.

Namun ada juga yang merasa tidak nyaman dengan semua perubahan tersebut. Melihat anak perempuan belajar dengan anak laki-laki di sekolah dasar membuat para orang tua resah.

Kaum pria sering melihat pemberdayaan perempuan sebagai ketidakberdayaan mereka sendiri. "Di masa lalu, jika saya melaporkan putri saya pergi pada malam hari tanpa izin saya, mereka akan memborgolnya kembali," kata seorang mantan tentara Saudi yang tak disebutkan namanya.

“Sekarang jika Anda mencoba menghentikannya, dia akan mengadu ke polisi dan mereka menahan Anda.”

Beberapa orang Saudi percaya bahwa Pangeran MBS, alih-alih mengganti fanatisme agama dengan moderasi, malah membuang agama sama sekali. “Seperti Eropa, dia membuang Tuhan dengan gereja,” kata seorang sufi di Madinah yang tak bisa disebutkan namanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0970 seconds (0.1#10.140)