Taiwan Diminta Bersiap untuk Invasi Habis-habisan China
loading...
A
A
A
TAIPEI - Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu memperingatkan bahwa ancaman dari militer China sangat serius. Dia juga tidak mengesampingkan kemungkinan invasi Beijing baik skala kecil atau besar.
"Taiwan perlu bersiap untuk kemungkinan aksi militer China, apakah itu invasi habis-habisan atau pertempuran kecil dengan militer kami," katanya dalam wawancara dengan France 24 yang dilansir Jumat (14/1/2022).
Menurutnya, ancaman militer dari China terhadap Taiwan bukan hanya retorika.
Dia mencatat bahwa Beijing telah meningkatkan militernya dan secara terbuka berbicara tentang menyerang Taiwan.
Sebagai respons, kata dia, Taiwan telah memperoleh persenjataan baru dan meningkatkan persiapannya untuk kemungkinan aksi militer China.
Diplomat tersebut berharap Amerika Serikat (AS) akan membantu Taiwan jika terjadi invasi China, tetapi menekankan bahwa Taiwan harus siap untuk membela dirinya sendiri.
Dia bersikeras bahwa China tidak bisa dipercaya ketika mengeklaim Taiwan akan diperintah di bawah model "satu negara, dua sistem". Argumennya itu merujuk pada tindakan keras dalam beberapa tahun terakhir di Hong Kong.
Beijing sampai sekarang masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya China yang membangkang. Partai Komunis China telah bersumpah menundukkan pulau itu termasuk dengan kekerasan militer jika diperlukan.
Sementara itu, Wu menyambut pembukaan kedutaan de facto di Lituania dengan nama "Taiwan" bukan "Taipei". Dia berharap negara-negara Barat lainnya akan memahami langkah tersebut.
"Taiwan perlu bersiap untuk kemungkinan aksi militer China, apakah itu invasi habis-habisan atau pertempuran kecil dengan militer kami," katanya dalam wawancara dengan France 24 yang dilansir Jumat (14/1/2022).
Menurutnya, ancaman militer dari China terhadap Taiwan bukan hanya retorika.
Dia mencatat bahwa Beijing telah meningkatkan militernya dan secara terbuka berbicara tentang menyerang Taiwan.
Sebagai respons, kata dia, Taiwan telah memperoleh persenjataan baru dan meningkatkan persiapannya untuk kemungkinan aksi militer China.
Diplomat tersebut berharap Amerika Serikat (AS) akan membantu Taiwan jika terjadi invasi China, tetapi menekankan bahwa Taiwan harus siap untuk membela dirinya sendiri.
Dia bersikeras bahwa China tidak bisa dipercaya ketika mengeklaim Taiwan akan diperintah di bawah model "satu negara, dua sistem". Argumennya itu merujuk pada tindakan keras dalam beberapa tahun terakhir di Hong Kong.
Beijing sampai sekarang masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya China yang membangkang. Partai Komunis China telah bersumpah menundukkan pulau itu termasuk dengan kekerasan militer jika diperlukan.
Sementara itu, Wu menyambut pembukaan kedutaan de facto di Lituania dengan nama "Taiwan" bukan "Taipei". Dia berharap negara-negara Barat lainnya akan memahami langkah tersebut.
(min)