Wanita Ini Bercinta 10 Kali dengan Pendonor Sperma, Berhasil Miliki Bayi Malah Menyesal

Kamis, 13 Januari 2022 - 15:31 WIB
loading...
A A A
Industri donasi sperma Jepang sebagian besar tidak diatur, menurut investigasi Vice News.

Inseminasi buatan komersial jarang terjadi, dan hanya terbatas pada pasangan menikah heteroseksual. Situasi ini telah menyebabkan banyak orang tua melakukan upaya mereka secara online dan di tangan mereka sendiri.

"Di Jepang, tidak ada sistem publik atau sistem hukum untuk donasi sperma," kata pihak pengacara wanita itu dalam konferensi pers, Selasa lalu.

Klien, kata pihak pengacara, telah menyampaikan bahwa cobaan itu telah menyebabkan tekanan fisik dan emosionalnya, sebagian karena reaksi balik yang didorong oleh keputusannya untuk menyerahkan anak itu.

Tetapi Mizuho Sasaki, seorang pekerja kesejahteraan anak di Jepang, menyebut wanita itu "dangkal". "Karena memperlakukan anak itu seperti sebuah objek," katanya dalam sebuah pernyataan kepada Vice News.

"Tapi saya pikir lebih baik meninggalkan anak itu dengan seseorang yang bisa menjadi orang tua asuh yang baik," katanya lagi.

Hiroshi Okada, direktur Mirai Life Research Institute, mengatakan kepada Japan Insider bahwa inseminasi "secara mandiri" semacam itu bisa sangat berbahaya dan menyebabkan risiko kesehatan yang parah.

"Ini bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga bisa menjadi kriminal dan sangat berbahaya," kata Okada. “Air mani yang diserahkan mungkin membawa agen infeksi. Kami tidak tahu apakah sperma itu milik pendonor atau bukan. Ketika anak lahir, mungkin sperma itu bukan orang Jepang. Hal gila seperti itu terjadi."

Okada dan timnya telah mengonfirmasi bahwa sekitar 96,4 persen dari lebih dari 140 situs web yang menyediakan donasi sperma tidak aman.

Dia mengatakan banyak dari situs web tersebut hanya skema hook-up yang mengambil keuntungan dari orang-orang yang mencari donor sperma yang sah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3231 seconds (0.1#10.140)