Kasus COVID-19 Global Catat Rekor di Tengah Serbuan Varian Omicron
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus COVID-19 diseluruh dunia mencatat rekor dengan 9,5 juta kasus pada pekan lalu. Ini menandai lonjakan mingguan 71% yang sama dengan “tsunami” COVID-19 ketika varian Omicron baru menyapu seluruh dunia.
Meski begitu, menurut WHO, jumlah kematian akibat COVID-19 tercatat menurun.
"Pekan lalu, jumlah kasus COVID-19 tertinggi dilaporkan sejauh ini dalam pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari ABC News, Jumat (7/1/2022).
Dia mengatakan WHO yakin itu adalah perkiraan yang terlalu rendah karena adanya penumpukan dalam pengujian sekitar liburan akhir tahun.
Badan kesehatan Amerika Serikat (AS), dalam laporan mingguannya tentang pandemi, mengatakan jumlah mingguan berjumlah 9.520.488 kasus baru dengan 41.178 kematian tercatat minggu lalu dibandingkan dengan 44.680 pada minggu sebelumnya.
Pejabat WHO telah lama menyebutkan adanya ketertinggalan antara jumlah kasus dan kematian, dengan perubahan jumlah kematian sering tertinggal sekitar dua minggu di belakang evolusi jumlah kasus.
Tetapi mereka juga mencatat bahwa karena beberapa alasan – termasuk meningkatnya tingkat vaksinasi di beberapa tempat, dan tanda-tanda bahwa Omicron lebih mempengaruhi hidung dan tenggorokan daripada paru-paru – varian itu tidak tampak mematikan seperti varian Delta yang mendahuluinya.
Setiap peningkatan rawat inap atau kematian setelah lonjakan kasus terbaru kemungkinan tidak akan muncul selama sekitar dua minggu.
Meski begitu, menurut WHO, jumlah kematian akibat COVID-19 tercatat menurun.
"Pekan lalu, jumlah kasus COVID-19 tertinggi dilaporkan sejauh ini dalam pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari ABC News, Jumat (7/1/2022).
Dia mengatakan WHO yakin itu adalah perkiraan yang terlalu rendah karena adanya penumpukan dalam pengujian sekitar liburan akhir tahun.
Badan kesehatan Amerika Serikat (AS), dalam laporan mingguannya tentang pandemi, mengatakan jumlah mingguan berjumlah 9.520.488 kasus baru dengan 41.178 kematian tercatat minggu lalu dibandingkan dengan 44.680 pada minggu sebelumnya.
Pejabat WHO telah lama menyebutkan adanya ketertinggalan antara jumlah kasus dan kematian, dengan perubahan jumlah kematian sering tertinggal sekitar dua minggu di belakang evolusi jumlah kasus.
Tetapi mereka juga mencatat bahwa karena beberapa alasan – termasuk meningkatnya tingkat vaksinasi di beberapa tempat, dan tanda-tanda bahwa Omicron lebih mempengaruhi hidung dan tenggorokan daripada paru-paru – varian itu tidak tampak mematikan seperti varian Delta yang mendahuluinya.
Setiap peningkatan rawat inap atau kematian setelah lonjakan kasus terbaru kemungkinan tidak akan muncul selama sekitar dua minggu.