Laris Manis, Korut Sebut Ayah Kim Jong-un Pencipta Makanan Burrito
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) secara aneh mengklaim ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, menciptakan burrito pada 2011. Lebih aneh lagi, meskipun negara itu dikabarkan kekurangan makanan, penjualan hidangan itu diklaim laris manis di Korut.
Juru bicara propaganda Korut mengatakan mendiang Kim Jong-il memimpikan hidangan Tex-Mex itu pada 2011, tak lama sebelum kematiannya akibat serangan jantung tiba-tiba.
Klaim liar tersebut mengikuti kisah propaganda yang sama-sama bodoh yang menuduh Kim Jong-il menemukan hidangan yang disebut "roti ganda dengan daging" yang luar biasa seperti hamburger.
Burrito, di Korut, disebut "wheat wraps" atau “bungkus gandum”.
Surat kabar Rodong Sinmun mengklaim putra Kim Jong-il, Kim Jong-un, mengikuti jejak ayahnya dengan "sangat tertarik" pada hidangan tersebut.
Dalam cuplikan berita televisi negara, warga Korea Utara terlihat melahap burrito di satu stand di luar Pabrik Makanan Kumsong di ibu kota Pyongyang.
Siaran televisi itu juga menunjukkan mural Kim Jong-il yang menyeringai di dapur tempat burrito sedang disiapkan.
Meski demikian, saat berita propaganda melukiskan gambaran tentang makanan jalanan yang berlimpah, mereka yang telah membelot dari negara tertutup itu bersikeras bahwa hidangan seperti itu hampir tidak ada di sana.
Hyun-seung Lee, yang lahir dalam keluarga elit Korea Utara tetapi melarikan diri dari negara itu pada 2014, mengatakan sebagian besar warga negaranya bahkan tidak bisa memimpikan makanan seperti itu.
“Mayoritas warga tidak punya uang untuk membeli makanan asing,” ungkap dia.
“Pada 1990-an, pecinta roti dan mentega disindir dan dikritik sebagai pengkhianat sosialis,” papar Hyun-seung Lee.
Dalam banyak kasus, tambahnya, tidak ada bahan untuk membuat ulang makanan asing.
"Saya belum pernah melihat burrito atau roti bungkus yang dijual di Korea Utara," ujar dia.
“Mungkin tidak ada restoran di mana Anda bisa makan burrito dan makanan dibungkus sampai sekarang,” papar dia.
Dia menambahkan, “Tingkat penetrasi makanan Barat di Korea Utara sangat rendah, karena hanya ada sedikit restoran tempat Anda bisa memakannya dan bahan makanannya tidak beragam.”
“Berbagai bahan masakan seperti susu, keju, dan bumbu-bumbu sama sekali kurang,” ungkap dia.
Beberapa perbedaan antara burrito Korea Utara dan sepupu Baratnya segera terlihat.
Misalnya, versi Pyongyang tampaknya menampilkan semacam daging doner, dengan campuran kol dan wortel.
“Kim Jong-il menyarankan wheat wraps paling baik ditemani dengan air mineral di musim panas dan teh panas di musim dingin,” ungkap laporan Rodong Sinmun.
Saat memerintah Korea Utara, Kim Jong-il juga mengklaim serbuk gergaji penuh dengan vitamin dan nutrisi.
Rowan Beard, pemandu dari Young Pioneer Tours yang mengkhususkan diri dalam mengatur perjalanan ke Korea Utara mengatakan dia belum pernah menemukan hidangan tersebut di Pyongyang.
Asal pasti dari burrito modern tidak jelas, namun, kata burrito muncul dalam kamus Meksiko tahun 1895, di mana itu digambarkan sebagai bahan makanan.
Jauh dari propaganda, krisis pangan tetap menjadi masalah besar bagi Korea Utara, dengan Kim Jong-un sendiri mengakui Juni lalu bahwa situasinya “tegang”.
Juru bicara propaganda Korut mengatakan mendiang Kim Jong-il memimpikan hidangan Tex-Mex itu pada 2011, tak lama sebelum kematiannya akibat serangan jantung tiba-tiba.
Klaim liar tersebut mengikuti kisah propaganda yang sama-sama bodoh yang menuduh Kim Jong-il menemukan hidangan yang disebut "roti ganda dengan daging" yang luar biasa seperti hamburger.
Burrito, di Korut, disebut "wheat wraps" atau “bungkus gandum”.
Surat kabar Rodong Sinmun mengklaim putra Kim Jong-il, Kim Jong-un, mengikuti jejak ayahnya dengan "sangat tertarik" pada hidangan tersebut.
Dalam cuplikan berita televisi negara, warga Korea Utara terlihat melahap burrito di satu stand di luar Pabrik Makanan Kumsong di ibu kota Pyongyang.
Siaran televisi itu juga menunjukkan mural Kim Jong-il yang menyeringai di dapur tempat burrito sedang disiapkan.
Meski demikian, saat berita propaganda melukiskan gambaran tentang makanan jalanan yang berlimpah, mereka yang telah membelot dari negara tertutup itu bersikeras bahwa hidangan seperti itu hampir tidak ada di sana.
Hyun-seung Lee, yang lahir dalam keluarga elit Korea Utara tetapi melarikan diri dari negara itu pada 2014, mengatakan sebagian besar warga negaranya bahkan tidak bisa memimpikan makanan seperti itu.
“Mayoritas warga tidak punya uang untuk membeli makanan asing,” ungkap dia.
“Pada 1990-an, pecinta roti dan mentega disindir dan dikritik sebagai pengkhianat sosialis,” papar Hyun-seung Lee.
Dalam banyak kasus, tambahnya, tidak ada bahan untuk membuat ulang makanan asing.
"Saya belum pernah melihat burrito atau roti bungkus yang dijual di Korea Utara," ujar dia.
“Mungkin tidak ada restoran di mana Anda bisa makan burrito dan makanan dibungkus sampai sekarang,” papar dia.
Dia menambahkan, “Tingkat penetrasi makanan Barat di Korea Utara sangat rendah, karena hanya ada sedikit restoran tempat Anda bisa memakannya dan bahan makanannya tidak beragam.”
“Berbagai bahan masakan seperti susu, keju, dan bumbu-bumbu sama sekali kurang,” ungkap dia.
Beberapa perbedaan antara burrito Korea Utara dan sepupu Baratnya segera terlihat.
Misalnya, versi Pyongyang tampaknya menampilkan semacam daging doner, dengan campuran kol dan wortel.
“Kim Jong-il menyarankan wheat wraps paling baik ditemani dengan air mineral di musim panas dan teh panas di musim dingin,” ungkap laporan Rodong Sinmun.
Saat memerintah Korea Utara, Kim Jong-il juga mengklaim serbuk gergaji penuh dengan vitamin dan nutrisi.
Rowan Beard, pemandu dari Young Pioneer Tours yang mengkhususkan diri dalam mengatur perjalanan ke Korea Utara mengatakan dia belum pernah menemukan hidangan tersebut di Pyongyang.
Asal pasti dari burrito modern tidak jelas, namun, kata burrito muncul dalam kamus Meksiko tahun 1895, di mana itu digambarkan sebagai bahan makanan.
Jauh dari propaganda, krisis pangan tetap menjadi masalah besar bagi Korea Utara, dengan Kim Jong-un sendiri mengakui Juni lalu bahwa situasinya “tegang”.
(sya)