Alat Tes COVID-19 Langka Picu Kenaikan Harga, Warga Australia Kesal

Selasa, 04 Januari 2022 - 19:12 WIB
loading...
Alat Tes COVID-19 Langka Picu Kenaikan Harga, Warga Australia Kesal
Warga Australia kesal harga alat tes COVID-19 naik karena langka. Foto/Ilustrasi
A A A
CANBERRA - Warga Australia tidak bisa menyembunyikan kemarahannya karena kurangnya alat tes COVID-19 dan memicu kenaikan harga saat negara itu memerangi infeksi yang tengah meluas.

Bulan lalu Australia mencabut sebagian besar pembatasan domestiknya yang ketat setelah mencapai target vaksinasi 90%.

Tetapi varian Omicron telah memicu lonjakan kasus di mana sekarang berjumlah lebih dari 25.000 per hari. Itu memberi tekanan kuat pada pengujian dan sistem rumah sakit, menyebabkan kecemasan di seluruh negeri.

Dikutip dari BBC, Selasa (4/1/2022), sebelumnya tes PCR selalu tersedia secara luas di Australia, tetapi minggu lalu pemerintah mulai membatasi siapa yang berhak menerimanya secara gratis.



Akibatnya, hal ini memicu antrian selama berjam-jam di luar klinik tes saat sekitar Natal. Waktu isolasi pun semakin lama dan hasil tes tertunda.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan aturan baru bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sistem. Tapi kebijakan itu telah meningkatkan ketergantungan pada tes antigen cepat (RAT) - yang harus dibeli orang.

Pemerintahan Morrison telah banyak dikritik karena kurangnya pasokan, dan banyak contoh pengkatrolan harga telah dilaporkan.



Pemerintah telah menolak seruan dari badan medis dan lawan politik untuk membuat tes tersedia secara bebas, seperti di banyak negara. Morrison berpendapat bahwa apotek memerlukan kepastian bahwa akan ada pasar swasta untuk tes tersebut.

Para kritikus mengatakan pedoman baru ini semakin merugikan mereka yang berpenghasilan rendah, membuat mereka lebih terpapar saat virus menyebar.

Sekitar satu dari lima orang yang datang ke klinik pengujian publik di Victoria dan New South Wales - dua negara bagian terpadat - sekarang dinyatakan positif.



Menurut media lokal banyak rumah sakit yang berjuang untuk mengatasinya karena penerimaan meningkat.

Penerimaan unit perawatan intensif dan tingkat kematian tetap relatif rendah. Australia telah melaporkan sekitar 2.200 kematian akibat pandemi tersebut.

Karena peluncuran vaksinasi yang tertunda di negara ini, banyak orang tetap tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan booster.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)