Gadis Palestina Serukan Yahudi Diusir: Tuhan, Bawa Mereka ke Neraka
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Stasiun televisi Otoritas Palestina menyiarkan puisi gadis remaja Palestina yang menyerukan pengusiran orang-orang Yahudi. Otoritas tersebut mengatakan konten itu bukan ujaran kebencian, tapi cerminan narasi nasional.
Pembacaan puisi tersebut disiarkan langsung televisi Palestina pada 28 Desember 2021 dalam acara peringatan 57 tahun faksi Fatah. Konten itu telah diterjemahkan oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI) baru-baru ini.
Gadis remaja itu membacakan puisi di sebuah sekolah dasar di Jenin. Puisinya berisi permintaan kepada Tuhan untuk mengusir orang-orang Yahudi dari wilayah tersebut.
“Yerusalem hilang. Itu dijual kepada para penjarah oleh musuh terbesar kita," kata gadis tersebut dalam puisinya.
"Ya Tuhan bawa mereka ke neraka dan kumpulkan mereka dengan orang-orang berdosa seperti Abu Lahab dan selamatkan kami,” lanjut dia, mengacu pada paman Nabi Muhammad SAW yang menentang sang Nabi.
“Ya Tuhan, dukunglah umat Islam dan kembalikan mereka ke tanah mereka, di mana mereka hidup dengan bahagia,” imbuh gadis tersebut, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (2/1/2022).
"Usir para bajingan dari negeriku dan bebaskan dari orang-orang Yahudi dan dari mereka yang membunuh para Nabi. Terima kasih!"
Israel telah berulang kali mengecam apa yang dianggapnya sebagai hasutan untuk teror dan ujaran kebencian di buku pelajara dan media Palestina. Para legislator Amerika Serikat dan Eropa juga telah mengadakan rapat dengar pendapat tentang masalah ini.
Otoritas Palestina mengatakan bahwa konten media dan kurikulumnya mencerminkan narasi nasional dan bukan merupakan ujaran kebencian.
“Kami harus menjelaskan dan membenarkan apa yang muncul dalam kurikulum kami, yang mencerminkan narasi dan identitas nasional kami, sementara tidak ada yang menuntut untuk meninjau kurikulum dan media Israel,” kata Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas kepada Majelis Umum PBB pada bulan September lalu.
Pembacaan puisi tersebut disiarkan langsung televisi Palestina pada 28 Desember 2021 dalam acara peringatan 57 tahun faksi Fatah. Konten itu telah diterjemahkan oleh Middle East Media Research Institute (MEMRI) baru-baru ini.
Gadis remaja itu membacakan puisi di sebuah sekolah dasar di Jenin. Puisinya berisi permintaan kepada Tuhan untuk mengusir orang-orang Yahudi dari wilayah tersebut.
“Yerusalem hilang. Itu dijual kepada para penjarah oleh musuh terbesar kita," kata gadis tersebut dalam puisinya.
"Ya Tuhan bawa mereka ke neraka dan kumpulkan mereka dengan orang-orang berdosa seperti Abu Lahab dan selamatkan kami,” lanjut dia, mengacu pada paman Nabi Muhammad SAW yang menentang sang Nabi.
“Ya Tuhan, dukunglah umat Islam dan kembalikan mereka ke tanah mereka, di mana mereka hidup dengan bahagia,” imbuh gadis tersebut, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (2/1/2022).
"Usir para bajingan dari negeriku dan bebaskan dari orang-orang Yahudi dan dari mereka yang membunuh para Nabi. Terima kasih!"
Israel telah berulang kali mengecam apa yang dianggapnya sebagai hasutan untuk teror dan ujaran kebencian di buku pelajara dan media Palestina. Para legislator Amerika Serikat dan Eropa juga telah mengadakan rapat dengar pendapat tentang masalah ini.
Otoritas Palestina mengatakan bahwa konten media dan kurikulumnya mencerminkan narasi nasional dan bukan merupakan ujaran kebencian.
“Kami harus menjelaskan dan membenarkan apa yang muncul dalam kurikulum kami, yang mencerminkan narasi dan identitas nasional kami, sementara tidak ada yang menuntut untuk meninjau kurikulum dan media Israel,” kata Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas kepada Majelis Umum PBB pada bulan September lalu.
(min)