China Luncurkan Pesawat Pengintai, Desainnya Mirip Pesawat Hawkeye AS

Minggu, 02 Januari 2022 - 13:29 WIB
loading...
China Luncurkan Pesawat...
Pesawat pengintai peringatan dini baru China, KJ-600. Foto/newsbeezer
A A A
BEIJING - China telah meluncurkan pesawat pengintai peringatan dini baru yang dioperasikan kapal induk . Ini memungkinkannya untuk menyerang lebih jauh dari pantai tanpa bergantung pada pesawat mata-mata berbasis darat.

Menurut beberapa laporan berita yang dikutip Global Times awal tahun ini, pesawat itu baru-baru ini terlihat di Xi'an, Ibu Kota Provinsi Shaanxi China Barat Laut. Pesawat baru itu disebut sebagai KJ-600.

Dinukil dari National Interest, Minggu (2/2/2022), sepintas pesawat itu tampak seperti menyalin "rip-off" transparan dari pesawat pengintai E2D Hawkeye yang diluncurkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Hal ini mungkin saja, karena spionase dunia maya China terkenal dan didokumentasikan secara publik.

China Luncurkan Pesawat Pengintai, Desainnya Mirip Pesawat Hawkeye AS


Meskipun demikian, jika pesawat itu dengan cara apa pun sebanding dan setara dengan milik AS, itu membawa dimensi baru yang substansial untuk operasi tempur maritim China.

Ini menciptakan keadaan di mana kapal induk dan kapal perang pendukung di sekitarnya berpotensi merespons lebih cepat serangan yang masuk atau mendekati armada musuh saat beroperasi pada jarak yang sangat jauh dari pantai. Oleh karena itu, pesawat jenis ini akan mendukung pertempuran laut terbuka (juga disebut "water blue") dengan memberikan data penting lepas pantai kepada armada permukaan.



Saat ini, kapal induk China mengandalkan helikopter jarak pendek, dilengkapi dengan radar yang lebih kecil, sensor dengan rentang yang lebih pendek, dan kecepatan yang lebih lambat jika dibandingkan dengan pesawat pengintai sayap tetap.

Sebuah pesawat peringatan dini, Global Times melaporkan, radius tempurnya bisa dua kali lipat dari 200 mil helikopter.

“Dilihat dari gambar, Ordnance Industry Science Technology mengatakan bahwa KJ-600 memiliki desain badan pesawat yang sangat ketat, membuatnya hampir sepanjang jet tempur berbasis kapal induk J-15, dan helikopter peringatan dini Z-18," kata surat kabar itu.

"Pesawat membawa radar di bagian atas badan tengahnya, mirip dengan pesawat peringatan dini China sebelumnya KJ-2000 dan KJ-500,” sambungnya.

Laporan Global Times, bagaimanapun, juga mengatakan belum jelas apakah pesawat baru itu telah berhasil diintegrasikan dengan dua operator operasional pertama China.



Pada akhirnya, keberhasilan KJ-600, tampaknya, tidak hanya bergantung pada jangkauan dan ketepatan sensornya, tetapi juga bergantung pada kemampuannya untuk berjejaring pada jarak yang relevan secara taktis.

Pesawat Hawkeye milik Angkatan Laut AS, misalnya, sudah beroperasi dengan kemampuan untuk berfungsi sebagai "simpul udara" jaringan yang mampu memandu rudal pencegat menuju rudal musuh yang mendekat dan bergerak di luar cakrawala.

Membawa kemampuan untuk memperluas pengawasan di luar jangkauan radar yang ada memberi komandan lebih banyak waktu untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal anti-kapal yang bergerak ke arah mereka.

Untuk melakukan ini, Amerika memiliki teknologi yang disebut Naval Integrated Fire Control-Counter Air. Sistem jaringan yang sekarang digunakan ini mampu memandu rudal pencegat seperti SM-6 untuk menargetkan jauh di luar jangkauan yang diperkirakan sebelumnya.

Tanpa kemampuan yang sebanding, Angkatan Laut China berpotensi dikalahkan oleh kapal dan pesawat AS yang dapat menembak lebih jauh dari yang mereka bisa, membuat pesawat pengintai baru mereka kurang relevan.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Ancaman Terbesar Militer...
3 Ancaman Terbesar Militer AS, Paling Utama dan Pertama Adalah China
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Kunjungi Pangkalan Militer,...
Kunjungi Pangkalan Militer, JD Vance Tuding Bujuk Warga Greenland Bergabung dengan AS
Mahasiswa Turki Diculik...
Mahasiswa Turki Diculik Agen AS Saat Akan Berbuka Puasa Gara-Gara Dukungan untuk Palestina
Gempa M 7,1 Guncang...
Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga, Picu Peringatan Tsunami
Rekomendasi
Google Maps Kini Bisa...
Google Maps Kini Bisa Kenali Detail Lokasi hanya dari Tangkapan Layar
5 Game Seru untuk Mengisi...
5 Game Seru untuk Mengisi Waktu Libur Leberan 2025
Urai Kepadatan Lalu...
Urai Kepadatan Lalu Lintas di Tol Japek, Contraflow Diberlakukan dari KM 47-65
Berita Terkini
3 Anggota NATO Sangat...
3 Anggota NATO Sangat Takut jika Ukraina dan Rusia Sepakati Gencatan Senjata
11 menit yang lalu
10 Kerajaan Terbesar...
10 Kerajaan Terbesar dan Terluas dalam Sejarah, Kekhalifahan Diwakili Abbasiyah dan Ummayah
1 jam yang lalu
10 Nama Negara Terpanjang...
10 Nama Negara Terpanjang di Dunia, Salah Satunya Mantan Penjajah
2 jam yang lalu
Akankah Komposisi Kabinet...
Akankah Komposisi Kabinet Pemerintahan Baru Suriah Memuaskan Semua Faksi?
3 jam yang lalu
Erdogan Dukung Penuh...
Erdogan Dukung Penuh Integritas Teritorial Suriah
4 jam yang lalu
Trump Ingin Kembali...
Trump Ingin Kembali Berkomunikasi via Telepon dengan Putin, Apa yang Dibahas?
5 jam yang lalu
Infografis
4 Tentara AS Tewas saat...
4 Tentara AS Tewas saat Latihan Tempur di Dekat Sekutu Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved