Putin Tegaskan Rusia Membutuhkan Lebih Banyak Orang
loading...
A
A
A
MOSKOW - Populasi Rusia yang berjumlah 146 juta orang tidak cukup untuk mengisi wilayah negara yang luas, yang mencakup lebih dari 17 juta kilometer persegi.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan hal itu saat mengomentari serangkaian masalah demografis yang menurutnya sedang dihadapi negaranya, termasuk peningkatan jumlah kematian penduduk baru-baru ini.
Berbicara kepada wartawan sebagai bagian dari konferensi pers tahunannya pada Kamis (23/12/2021), pemimpin Rusia menyentuh penurunan harapan hidup yang datang sebagai akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Bos NATO Respons Tegas Rusia tentang Ekspansi Aliansi Pertahanan
Putin mencatat usia rata-rata di mana orang meninggal adalah 71,5 tahun lalu dan turun menjadi 70,1 tahun ini.
Baca juga: Rusia Tarik 10.000 Tentaranya setelah Sebulan Kepung Ukraina
“Dari perspektif kemanusiaan dan geopolitik, mengingat rakyat negara itu 146 juta untuk wilayah yang begitu luas sama sekali tidak cukup,” ungkap Putin.
Putin mengatakan angka ini juga merugikan secara ekonomi karena negara itu tidak memiliki cukup tenaga kerja untuk angkatan kerjanya.
“Kita sekarang memiliki sekitar 81 juta orang usia kerja. Kita harus serius meningkatkannya pada tahun 2024 dan 2030. Itu salah satu faktor pertumbuhan ekonomi,” papar dia.
Pemimpin Rusia itu juga menekankan peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah salah satu masalah terpenting negara itu.
Dia mengatakan ada “seluruh rangkaian program” mulai dari pendidikan, digitalisasi, hingga perawatan kesehatan, dengan hampir semuanya disusun.
“Penting untuk mengatur pekerjaan ini secara kompeten dan mencapai pengembalian maksimum untuk setiap rubel yang diinvestasikan dalam memecahkan masalah ini," ungkap dia.
Pernyataan Putin muncul setelah Rusia mencatat penurunan populasi tahunan terbesar dalam 15 tahun.
Pada Januari, Rosstat, layanan statistik resmi pemerintah Rusia mengungkapkan jumlah orang yang tinggal di negara itu turun 510.000 orang hanya dalam 12 bulan di tengah pandemi Covid-19, penurunan angka kelahiran, dan berkurangnya imigrasi.
Namun, pada Maret, Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan populasi Rusia menunjukkan tanda-tanda bertambah dari penurunan jangka panjang.
“Jika pada 2019 penurunan angka kelahiran sekitar 8%, maka pada 2020 angka itu sudah turun menjadi 3%,” ujar dia.
Jumlah wanita yang melakukan aborsi, katanya, telah menurun sekitar 40%, dan lebih banyak ibu yang mengandung bayinya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan hal itu saat mengomentari serangkaian masalah demografis yang menurutnya sedang dihadapi negaranya, termasuk peningkatan jumlah kematian penduduk baru-baru ini.
Berbicara kepada wartawan sebagai bagian dari konferensi pers tahunannya pada Kamis (23/12/2021), pemimpin Rusia menyentuh penurunan harapan hidup yang datang sebagai akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Bos NATO Respons Tegas Rusia tentang Ekspansi Aliansi Pertahanan
Putin mencatat usia rata-rata di mana orang meninggal adalah 71,5 tahun lalu dan turun menjadi 70,1 tahun ini.
Baca juga: Rusia Tarik 10.000 Tentaranya setelah Sebulan Kepung Ukraina
“Dari perspektif kemanusiaan dan geopolitik, mengingat rakyat negara itu 146 juta untuk wilayah yang begitu luas sama sekali tidak cukup,” ungkap Putin.
Putin mengatakan angka ini juga merugikan secara ekonomi karena negara itu tidak memiliki cukup tenaga kerja untuk angkatan kerjanya.
“Kita sekarang memiliki sekitar 81 juta orang usia kerja. Kita harus serius meningkatkannya pada tahun 2024 dan 2030. Itu salah satu faktor pertumbuhan ekonomi,” papar dia.
Pemimpin Rusia itu juga menekankan peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah salah satu masalah terpenting negara itu.
Dia mengatakan ada “seluruh rangkaian program” mulai dari pendidikan, digitalisasi, hingga perawatan kesehatan, dengan hampir semuanya disusun.
“Penting untuk mengatur pekerjaan ini secara kompeten dan mencapai pengembalian maksimum untuk setiap rubel yang diinvestasikan dalam memecahkan masalah ini," ungkap dia.
Pernyataan Putin muncul setelah Rusia mencatat penurunan populasi tahunan terbesar dalam 15 tahun.
Pada Januari, Rosstat, layanan statistik resmi pemerintah Rusia mengungkapkan jumlah orang yang tinggal di negara itu turun 510.000 orang hanya dalam 12 bulan di tengah pandemi Covid-19, penurunan angka kelahiran, dan berkurangnya imigrasi.
Namun, pada Maret, Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan populasi Rusia menunjukkan tanda-tanda bertambah dari penurunan jangka panjang.
“Jika pada 2019 penurunan angka kelahiran sekitar 8%, maka pada 2020 angka itu sudah turun menjadi 3%,” ujar dia.
Jumlah wanita yang melakukan aborsi, katanya, telah menurun sekitar 40%, dan lebih banyak ibu yang mengandung bayinya.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)