Kepala Gereja Yerusalem: Orang Kristen Jangan Diam atas Kejahatan Israel
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Kepala Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem, Uskup Agung Atallah Hanna, mengatakan orang-orang Kristen tidak boleh tinggal diam mengenai kejahatan pendudukan Israel terhadap Palestina.
Pernyataan Uskup Agung Atallah itu disampaikan dalam pertemuan dengan delegasi dari umat Kristen Ortodoks Palestina di Israel untuk Gereja Makam Suci di Yerusalem.
Menurut surat kabar Al-Quds Al-Arabi yang dikutip Middle East Monitor, Sabtu (18/12/2021), delegasi tersebut mengunjungi Yerusalem dan Betlehem, mendengarkan Atallah berbicara tentang pentingnya situs-situs bersejarah Kristen di Kota Tua Yerusalem.
"Kami selalu berada di samping kaum tertindas dan pengkhotbah perdamaian, cinta, persaudaraan dan kemanusiaan," katanya."
Kami menolak semua bentuk kebencian dan rasisme...dan berpihak pada isu-isu yang adil, kebebasan dan martabat manusia," katanya lagi.
Atallah menegaskan bahwa Palestina telah menjadi sasaran penindasan dan bencana yang berulang kali, menekankan bahwa Palestina memiliki hak untuk kebebasan.
"Oleh karena itu," desaknya, "kita, sebagai orang Kristen, tidak bisa tetap netral seperti yang diinginkan beberapa orang. Ketika kita melihat orang yang tertindas atau teraniaya, kita harus berdiri di samping mereka."
Dia menambahkan bahwa Palestina telah mengorbankan segalanya demi kebebasan. "Kami, sebagai orang Kristen Palestina, tidak bisa tinggal diam terhadap penindasan pendudukan Israel," ujarnya.
"Kami adalah bagian tak terpisahkan dari komponen bangsa ini dan tujuannya," paparnya. "Apakah tujuan kami, rasa sakit dan penderitaan kami...Mimpi kebebasan Palestina juga merupakan impian kami sendiri."
Menurut Atallah, tempat kelahiran Yesus Kristus mendambakan keadilan dan perdamaian dan menyerukan umat Kristen untuk berdoa untuk itu. "Perdamaian sejati, bukan penyerahan dan penerimaan agresi, penganiayaan, dan otoritarianisme," katanya.
Pernyataan Uskup Agung Atallah itu disampaikan dalam pertemuan dengan delegasi dari umat Kristen Ortodoks Palestina di Israel untuk Gereja Makam Suci di Yerusalem.
Menurut surat kabar Al-Quds Al-Arabi yang dikutip Middle East Monitor, Sabtu (18/12/2021), delegasi tersebut mengunjungi Yerusalem dan Betlehem, mendengarkan Atallah berbicara tentang pentingnya situs-situs bersejarah Kristen di Kota Tua Yerusalem.
"Kami selalu berada di samping kaum tertindas dan pengkhotbah perdamaian, cinta, persaudaraan dan kemanusiaan," katanya."
Kami menolak semua bentuk kebencian dan rasisme...dan berpihak pada isu-isu yang adil, kebebasan dan martabat manusia," katanya lagi.
Atallah menegaskan bahwa Palestina telah menjadi sasaran penindasan dan bencana yang berulang kali, menekankan bahwa Palestina memiliki hak untuk kebebasan.
"Oleh karena itu," desaknya, "kita, sebagai orang Kristen, tidak bisa tetap netral seperti yang diinginkan beberapa orang. Ketika kita melihat orang yang tertindas atau teraniaya, kita harus berdiri di samping mereka."
Dia menambahkan bahwa Palestina telah mengorbankan segalanya demi kebebasan. "Kami, sebagai orang Kristen Palestina, tidak bisa tinggal diam terhadap penindasan pendudukan Israel," ujarnya.
"Kami adalah bagian tak terpisahkan dari komponen bangsa ini dan tujuannya," paparnya. "Apakah tujuan kami, rasa sakit dan penderitaan kami...Mimpi kebebasan Palestina juga merupakan impian kami sendiri."
Menurut Atallah, tempat kelahiran Yesus Kristus mendambakan keadilan dan perdamaian dan menyerukan umat Kristen untuk berdoa untuk itu. "Perdamaian sejati, bukan penyerahan dan penerimaan agresi, penganiayaan, dan otoritarianisme," katanya.
(min)