AS Blacklist Perusahaan China karena Kembangkan Senjata Pengontrol Otak

Jum'at, 17 Desember 2021 - 10:44 WIB
loading...
AS Blacklist Perusahaan...
AS blacklist perusahaan China karena kembangkan senjata pengontrol otak. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memasukkan 34 perusahaan dan lembaga penelitian China ke daftar hitam. Washington menuduh salah satu lembaga tersebut mengembangkan senjata pengontrol otak.

Lembaga dan perusahaan China ditambahkan ke 'Daftar Entitas' Departemen Keuangan AS, bergabung dengan lebih dari 260 bisnis China lainnya - termasuk raksasa ponsel pintar Huawei - yang sudah ada dalam daftar. Penempatan dalam daftar melarang perusahaan-perusahaan ini membeli teknologi dari AS tanpa izin tegas dari Washington.

Di antara entitas yang terdaftar adalah Akademi Ilmu Kedokteran Militer China (AMMS) dan 11 lembaga penelitiannya. Dalam sebuah entri ke Daftar Federal yang diterbitkan, pemerintahan Biden mengklaim bahwa lembaga-lembaga ini menggunakan proses bioteknologi untuk mendukung militer China, dan diklaim telah mengembangkan persenjataan pengontrol otak.



“Pengejaran ilmiah bioteknologi dan inovasi medis dapat menyelamatkan nyawa. Sayangnya, RRC memilih untuk menggunakan teknologi ini untuk mengejar kendali atas rakyatnya dan penindasannya terhadap anggota kelompok etnis dan agama minoritas,” tulis Menteri Perdagangan Gina Raimondo dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (17/12/2021).

Raimondi merujuk pada dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Republik Rakyat China terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang, China.

Empat perusahaan lain ditambahkan ke daftar untuk dukungan mereka terhadap modernisasi militer China, sementara lima perusahaan tambahan ditambahkan karena diduga mencoba memperoleh teknologi AS untuk membantu militer China.



Entri Daftar Federal tidak merinci lebih lanjut tentang dugaan "persenjataan pengontrol otak" China, juga tidak menentukan lembaga AMMS mana yang berada di balik persenjataan yang diduga ini.

Pemerintahan Biden sebagian besar melanjutkan sikap antagonis mantan Presiden Donald Trump terhadap Beijing. Sementara Biden belum memberlakukan tarif baru untuk barang-barang China, dia belum menghapus tarif yang diberlakukan oleh Trump. Selain itu, pemerintahan Biden terus menargetkan sektor teknologi China dengan sanksi, memperluas larangan era Trump terhadap investasi Amerika di perusahaan yang bekerja dengan militer China, dan membebani sanksi pada produsen semikonduktor terbesar di negara itu.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1776 seconds (0.1#10.140)