Australia-Korsel Teken Perjanjian Pertahanan Senilai Rp10,2 Triliun
loading...
A
A
A
SYDNEY - Australia dan Korea Selatan (Korsel) menandatangani perjanjian pertahanan senilai USD717 juta atau Rp10,2 triliun. Menurut kesepakatan baru itu, perusahaan pertahanan Korsel, Hanwha, akan menyediakan suplai senjata artileri, kendaraan, dan radar bagi tentara Australia.
Penandatanganan kontrak disaksikan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden Korsel, Moon Jae-in, yang sedang dalam kunjungan empat hari ke Canberra. Tahun ini menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
“Kemitraan Strategis Komprehensif kami dengan Republik Korea didukung oleh komitmen bersama kami untuk kerja sama pertahanan dan keamanan. Kontrak dengan Hanwha menunjukkan nilai kolaborasi industri dalam mendukung negara kita dalam mengatasi tantangan keamanan bersama,” kata Morrison, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (13/12/2021).
Dia menambahkan bahwa kesepakatan itu akan menciptakan setidaknya 300 pekerjaan di Australia, di mana sebuah divisi Hanwha beroperasi.
“Kemampuan utama kendaraan baru adalah menembak dan bergerak cepat, menghindari serangan balik musuh. Proyek ini akan berarti peningkatan yang signifikan dalam tingkat daya tembak dan keamanan untuk kemampuan artileri Australia,” kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan kawasan kami, sekaligus melindungi kepentingan kami dalam lingkungan global yang berubah dengan cepat,” lanjut Dutton.
Kontrak pertahanan datang setelah Australia baru-baru ini mengumumkan kesepakatan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dalam kemitraan, dijuluki AUKUS, dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Moon mengatakan, Korsel memiliki nilai yang mirip dengan Australia dalam hal pandangan geopolitik dan perdamaian di semenanjung Korea. Dia juga menambahkan, bahwa kedua pemerintah berharap untuk memperluas kerja sama bilateral yang ada.
Secara terpisah, Australia dan Korsel menyepakati rencana kerja senilai USD100 juta untuk teknologi energi bersih dan mineral penting untuk "masa depan nol emisi bersih".
Menteri Energi Angus Taylor mengatakan Kemitraan Teknologi Rendah dan Tanpa Emisi akan memperkuat kerja sama dalam teknologi rendah emisi, yang akan sangat penting untuk membantu Australia mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
Penandatanganan kontrak disaksikan oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden Korsel, Moon Jae-in, yang sedang dalam kunjungan empat hari ke Canberra. Tahun ini menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
“Kemitraan Strategis Komprehensif kami dengan Republik Korea didukung oleh komitmen bersama kami untuk kerja sama pertahanan dan keamanan. Kontrak dengan Hanwha menunjukkan nilai kolaborasi industri dalam mendukung negara kita dalam mengatasi tantangan keamanan bersama,” kata Morrison, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin (13/12/2021).
Dia menambahkan bahwa kesepakatan itu akan menciptakan setidaknya 300 pekerjaan di Australia, di mana sebuah divisi Hanwha beroperasi.
“Kemampuan utama kendaraan baru adalah menembak dan bergerak cepat, menghindari serangan balik musuh. Proyek ini akan berarti peningkatan yang signifikan dalam tingkat daya tembak dan keamanan untuk kemampuan artileri Australia,” kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan kawasan kami, sekaligus melindungi kepentingan kami dalam lingkungan global yang berubah dengan cepat,” lanjut Dutton.
Kontrak pertahanan datang setelah Australia baru-baru ini mengumumkan kesepakatan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dalam kemitraan, dijuluki AUKUS, dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Moon mengatakan, Korsel memiliki nilai yang mirip dengan Australia dalam hal pandangan geopolitik dan perdamaian di semenanjung Korea. Dia juga menambahkan, bahwa kedua pemerintah berharap untuk memperluas kerja sama bilateral yang ada.
Secara terpisah, Australia dan Korsel menyepakati rencana kerja senilai USD100 juta untuk teknologi energi bersih dan mineral penting untuk "masa depan nol emisi bersih".
Menteri Energi Angus Taylor mengatakan Kemitraan Teknologi Rendah dan Tanpa Emisi akan memperkuat kerja sama dalam teknologi rendah emisi, yang akan sangat penting untuk membantu Australia mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
(esn)