Rusia Buka Kemungkinan Kerahkan Rudal Nuklir Jarak Menengah di Eropa
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ketegangan antara Rusia dengan negara-negara Barat kian meruncing. Bahkan, Rusia mengancam akan menyebarkan rudal nuklir jarak menengah mereka di Eropa. Dalam sebuah wawancara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan kepada kantor berita RIA, bahwa Moskow harus mengambil langkah jika NATO menolak untuk terlibat dalam mencegah eskalasi tersebut.
Komentarnya lebih lanjut memperingatkan bahwa Rusia menuntut keamanan dari Barat, sementara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menarik diri dari apa yang dianggap Moskow sebagai invasi potensial ke Ukraina.
Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF) di Eropa adalah perjanjian 1987 yang disepakati antara pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan, yang kemudian disambut untuk meredakan ketegangan Perang Dingin secara signifikan. Washington mengakhiri kesepakatan itu pada 2019, setelah mengeluhkan dugaan pelanggaran selama bertahun-tahun oleh Rusia.
Ryabkov mengatakan, ada “tanda-tanda tidak langsung” bahwa NATO sedang mendekati penempatan kembali INF, termasuk pemulihan Komando Artileri ke-56 bulan lalu, yang mengoperasikan rudal Pershing berkemampuan nuklir selama Perang Dingin.
“Kurangnya kemajuan menuju solusi politik dan diplomatik untuk masalah ini akan mengarah pada tanggapan kami terhadap sifat militer dan teknis militer,” kata Ryabkov, seperti dikutip dari Reuters, Senin (13/12/2021).
“Artinya, ini adalah konflik, ini adalah babak berikutnya, dan sumber daya seperti itu akan muncul di pihak kita. Sekarang, kami memiliki moratorium satu sisi. Kami memiliki NATO dan Amerika Serikat. Undang mereka untuk berpartisipasi dalam moratorium ini,“ lanjutnya.
Sementara NATO menyatakan bahwa tidak ada rudal baru AS di Eropa dan siap untuk menggagalkan rudal baru Rusia dengan reaksi “terukur” yang hanya melibatkan senjata konvensional. Namun, Ryabkov menegaskan kalau Rusia memiliki rasa "kurangnya kepercayaan" pada NATO.
“Mereka tidak membiarkan diri mereka melakukan apa pun, yang entah bagaimana dapat meningkatkan keamanan kami. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat bertindak untuk keuntungan mereka, jika perlu,” lanjutnya.
Ryabkov juga mengatakan, Rusia akan menawarkan proposal tindak lanjut ke AS dan mungkin negara-negara NATO lainnya dalam beberapa pekan mendatang.
Komentarnya lebih lanjut memperingatkan bahwa Rusia menuntut keamanan dari Barat, sementara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menarik diri dari apa yang dianggap Moskow sebagai invasi potensial ke Ukraina.
Pasukan Nuklir Jarak Menengah (INF) di Eropa adalah perjanjian 1987 yang disepakati antara pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan, yang kemudian disambut untuk meredakan ketegangan Perang Dingin secara signifikan. Washington mengakhiri kesepakatan itu pada 2019, setelah mengeluhkan dugaan pelanggaran selama bertahun-tahun oleh Rusia.
Ryabkov mengatakan, ada “tanda-tanda tidak langsung” bahwa NATO sedang mendekati penempatan kembali INF, termasuk pemulihan Komando Artileri ke-56 bulan lalu, yang mengoperasikan rudal Pershing berkemampuan nuklir selama Perang Dingin.
“Kurangnya kemajuan menuju solusi politik dan diplomatik untuk masalah ini akan mengarah pada tanggapan kami terhadap sifat militer dan teknis militer,” kata Ryabkov, seperti dikutip dari Reuters, Senin (13/12/2021).
“Artinya, ini adalah konflik, ini adalah babak berikutnya, dan sumber daya seperti itu akan muncul di pihak kita. Sekarang, kami memiliki moratorium satu sisi. Kami memiliki NATO dan Amerika Serikat. Undang mereka untuk berpartisipasi dalam moratorium ini,“ lanjutnya.
Sementara NATO menyatakan bahwa tidak ada rudal baru AS di Eropa dan siap untuk menggagalkan rudal baru Rusia dengan reaksi “terukur” yang hanya melibatkan senjata konvensional. Namun, Ryabkov menegaskan kalau Rusia memiliki rasa "kurangnya kepercayaan" pada NATO.
“Mereka tidak membiarkan diri mereka melakukan apa pun, yang entah bagaimana dapat meningkatkan keamanan kami. Mereka mengatakan bahwa mereka dapat bertindak untuk keuntungan mereka, jika perlu,” lanjutnya.
Ryabkov juga mengatakan, Rusia akan menawarkan proposal tindak lanjut ke AS dan mungkin negara-negara NATO lainnya dalam beberapa pekan mendatang.
(esn)