OMG, Pria Selandia Baru 10 Kali Divaksinasi COVID-19 dalam Sehari
loading...
A
A
A
WELLINGTON - Seorang pria di Selandia Baru diketahui 10 kali divaksinasi COVID-19 dalam sehari. Aksi ini memicu kecaman yang menyebutnya sangat egois dan juga penyelidikan.
Astrid Koornneef, manajer grup operasi untuk program vaksin dan imunisasi COVID-19 di Selandia Baru, mengatakan Kementerian Kesehatan negara itu menyadari masalah ini dan menangani masalah tersebut dengan sangat serius.
"Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan bekerja sama dengan lembaga yang sesuai," katanya, yang dinukil New York Post dari New Zealand Herald, Minggu (12/12/2021).
Menurut Stuff diyakini pria itu, yang diketahui telah mengunjungi beberapa pusat vaksinasi, mendapatkan kompensasi setelah mendapatkan vaksinasi tersebut.
Koornneef mengatakan orang yang memiliki dosis vaksin lebih dari yang direkomendasikan harus mencari saran klinis sesegera mungkin.
“Mengasumsikan menggunakan identitas orang lain dan menerima perawatan medis berbahaya. Hal ini membahayakan orang yang menerima vaksinasi dengan identitas orang lain dan orang yang (identitasnya digunakan) catatan kesehatannya akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi padahal belum," tuturnya.
“Memiliki status vaksinasi yang tidak akurat tidak hanya membuat Anda berisiko, tetapi juga membahayakan teman dan komunitas Anda, serta tim kesehatan yang merawat Anda sekarang di masa depan," ia melanjutkan.
“Praktisi medis beroperasi di lingkungan dengan kepercayaan tinggi dan mengandalkan orang-orang untuk bertindak dengan itikad baik untuk membagikan informasi secara akurat guna membantu perawatan mereka,” katanya.
Terlebih lagi, kata Koornneef, jika seseorang menerima vaksinasi dengan menggunakan identitas orang lain, catatan kesehatan pribadi mereka tidak akan mencerminkan bahwa mereka telah divaksinasi. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana kesehatan mereka dikelola di masa depan.
Astrid Koornneef, manajer grup operasi untuk program vaksin dan imunisasi COVID-19 di Selandia Baru, mengatakan Kementerian Kesehatan negara itu menyadari masalah ini dan menangani masalah tersebut dengan sangat serius.
"Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan bekerja sama dengan lembaga yang sesuai," katanya, yang dinukil New York Post dari New Zealand Herald, Minggu (12/12/2021).
Menurut Stuff diyakini pria itu, yang diketahui telah mengunjungi beberapa pusat vaksinasi, mendapatkan kompensasi setelah mendapatkan vaksinasi tersebut.
Koornneef mengatakan orang yang memiliki dosis vaksin lebih dari yang direkomendasikan harus mencari saran klinis sesegera mungkin.
“Mengasumsikan menggunakan identitas orang lain dan menerima perawatan medis berbahaya. Hal ini membahayakan orang yang menerima vaksinasi dengan identitas orang lain dan orang yang (identitasnya digunakan) catatan kesehatannya akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi padahal belum," tuturnya.
“Memiliki status vaksinasi yang tidak akurat tidak hanya membuat Anda berisiko, tetapi juga membahayakan teman dan komunitas Anda, serta tim kesehatan yang merawat Anda sekarang di masa depan," ia melanjutkan.
“Praktisi medis beroperasi di lingkungan dengan kepercayaan tinggi dan mengandalkan orang-orang untuk bertindak dengan itikad baik untuk membagikan informasi secara akurat guna membantu perawatan mereka,” katanya.
Terlebih lagi, kata Koornneef, jika seseorang menerima vaksinasi dengan menggunakan identitas orang lain, catatan kesehatan pribadi mereka tidak akan mencerminkan bahwa mereka telah divaksinasi. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana kesehatan mereka dikelola di masa depan.