Resolusi Senat Larang Penjualan Rudal ke Arab Saudi, Gedung Putih Marah

Rabu, 08 Desember 2021 - 07:32 WIB
loading...
Resolusi Senat Larang...
Jet tempur Angkatan Udara Swiss F/A 18 menembakkan Rudal Udara ke Udara AMRAAM AIM-120C-7. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Gedung Putih menegaskan pihaknya sangat menentang resolusi Senat yang akan melarang penjualan 280 rudal udara-ke-udara jarak menengah ke Arab Saudi .

“(Resolusi Senat) akan merusak komitmen presiden membantu pertahanan mitra kami pada saat meningkatnya serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap warga sipil di Arab Saudi,” ungkap Kantor Manajemen Anggaran Gedung Putih.

Departemen Luar Negeri (Deplu) AS telah menyetujui pada November kesepakatan USD650 juta untuk menjual 280 Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Canggih dan 596 Peluncur Rel Rudal ke Arab Saudi.



Sejak Januari, Houthi Yaman telah meluncurkan puluhan serangan udara lintas perbatasan ke Arab Saudi.



Milisi yang didukung Iran itu menargetkan daerah sipil dan fasilitas energi di Kerajaan Saudi dengan drone bermuatan bahan peledak dan rudal balistik.



Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menekankan mereka akan mendukung Arab Saudi dalam mempertahankan diri dari serangan Houthi Yaman.

Senator Partai Republik Rand Paul, Senator Demokrat Bernie Sanders, dan Senator Republik Mike Lee memperkenalkan resolusi bersama untuk memblokir penjualan senjata AS ke Arab Saudi. Mereka menuduh Kerajaan Saudi melembagakan "blokade udara dan laut" di Yaman.

“Satu pesan perlu dikirim ke Arab Saudi bahwa kami tidak menyetujui perang mereka dengan Yaman. Dengan berpartisipasi dalam penjualan ini, kami tidak hanya akan menghargai perilaku tercela, tetapi juga memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman,” tegas Paul.

Dia menambahkan, “Saya mendesak Kongres dan Pemerintahan Biden mempertimbangkan kemungkinan konsekuensi dari penjualan ini yang dapat mempercepat perlombaan senjata di Timur Tengah dan membahayakan keamanan teknologi militer kita.”

Resolusi bersama divoting di Senat pada Selasa (7/12/2021) waktu setempat.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1456 seconds (0.1#10.140)