Jumlah Kasus Covid-19 di Dunia Capai 7 Juta, New Normal Jadi Tren

Senin, 08 Juni 2020 - 12:07 WIB
loading...
Jumlah Kasus Covid-19 di Dunia Capai 7 Juta, New Normal Jadi Tren
Sejumlah anak-anak bermain dekat instalasi gajak raksasa saat pelonggaran lockdown di Les Machinesde lIle di Nantes, Prancis, beberapa waktu lalu. Foto/Reuters
A A A
LONDON - Jumlah kasus virus corona (Covid-19) di seluruh dunia telah hampir 7 juta. Jumlah itu terus bertambah karena penambahan kasus di Brasil dan India. Saat bersamaan Brasil juga menghapus data pandemi corona pada situs resmi pemerintah di saat negara itu menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai 672.846 kasus.

Sebanyak 30% dari kasus tersebut atau sekitar 2 juta kasus berasal dari Amerika Serikat. Sementara jumlah kematian akibat Covid-19 telah mencapai 400.000 orang. Jumlah korban meninggal tetap terbanyak di AS mencapai 109.802 orang dan Inggris mencapai 40.548 orang. (Baca: Pelanggar Moda Transportasi Pada Masa PSBB Akan Dikandangkan)

Pemerintah Brasil menghapus data beberapa bulan lalu tentang pandemi corona pada Sabtu (6/6/2020) waktu setempat. Namun, Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengklaim, hal itu hanya bersifat penundaan dan perubahan data dari para pejabat pemerintahan. “Data kumulatif tidak merefleksikan apa yang sebenarnya terjadi,” kata Bolsonaro melalui akun Twitter-nya dilansir Reuters.

“Tindakan lain sedang dilaksanakan untuk melaporkan kasus Covid-19 dan mengonfirmasi diagnosis,” ujarnya.

Itu merupakan sikap Bolsonaro yang mengabaikan bahaya pandemi. Pemimpin berhaluan kanan-jauh itu menolak langkah-langkah yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan pada Jumat (5/6/2020), mengancam mundur dari lembaga itu yang dituduhnya sebagai “organisasi politik partisan”. Bolsonaro juga berulang kali bergabung dengan para pendukungnya dalam berbagai aksi demonstrasi beberapa bulan terakhir yang mengabaikan anjuran menjaga jarak aman. (Baca: Cegah Penyebaran Covid-19, WHO: Pakai Masker diTempat Umum)

Kementerian Kesehatan mengatakan hanya bakal melaporkan kasus-kasus dan kematian selama 24 jam, tanpa menyampaikan jumlah total sebagaimana yang dilakukan banyak pemerintah lain. Adapun jumlah kematian di Brasil akibat Covid-19 mencapai 35.930 orang, tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Inggris.

Kementerian Kesehatan Brasil menghapus data Covid-19 dari laman resminya. Data itu terdiri dari kumpulan dokumentasi mengenai virus korona yang dihimpun negara bagian dan kota madya secara berkala. Alih-alih data kumulatif, Kementerian Kesehatan menyatakan ada 27.075 kasus baru dan 904 kematian selama 24 jam terakhir. Disebutkan pula 10.209 pasien telah sembuh.

Keputusan itu dikritik sejumlah wartawan dan anggota Kongres. Penghapusan data terjadi ketika Brasil melaporkan lebih dari 1.000 kematian selama empat hari berturut-turut. “Transparansi informasi merupakan instrumen paling kuat untuk memerangi pandmei,” ungkap Paulo Jeronimo de Sousa, Lepala Brazilian Press Association. Dia menuding pemerintah mencoba membungkam media pada jam-jam terakhir.

Ketika ditanya tentang penundaan pengumuman jumlah kasus Covid-19, Bolsonaro justru hanya mengalihkan perhatian. “Ada pada berita untuk Jornal Nacional,” canda Bolsonaro mengacu pada program berita paling banyak ditonton di Brasil yang dimulai pukul 20.30 malam. “Tayangan itu senang megatakan Brasil mencapai rekor jumlah korban meninggal,” katanya. (Baca juga: Brasil Setop Umumkan Korban Covid-19)

Sebelumnya, penanganan Bolsonaro terhadap wabah di negaranya menimbulkan berbagai kritik hingga pengunduran diri Menteri Kesehatan Nelson Teich pada Mei lalu. Nelson Teich mengkritik dekrit dikeluarkan Presiden Jair Bolsonaro yang membolehkan pusat kebugaran dan salon kecantikan dibuka kembali.

Pejabat sebelum Teich, Luiz Mandetta, dipecat Presiden Bolsonaro setelah keduanya berseteru soal kebijakan menjaga jarak. Bagaimanapun, fokus Bolsonaro terhadap meminimalisasikan gangguan ekonomi disambut banyak orang. Para pendukungnya menggelar pawai anti-lockdown dan dihadiri sendiri oleh sang presiden. Menteri Kesehatan Brasil mengundurkan diri setelah kurang dari sebulan menyusul ketidaksepakatan atas cara pemerintah menangani eskalasi krisis virus corona di negara itu. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1236 seconds (0.1#10.140)