Polisi Israel Tembak Mati Pemuda Palestina, Liga Arab: Itu Kejahatan Kemanusiaan!
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Liga Arab mengutuk pembunuhan seorang pemuda Palestina di Yerusalem yang diduduki oleh pasukan pendudukan Israel . Liga Arab menggambarkan insiden itu sebagai "kejahatan perang yang keji".
"Pembunuhan martir Mohammad Salimah di siang bolong adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan membuktikan mentalitas Israel yang agresif dan ekstremis," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Urusan Palestina, Saeed Abu Ali, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (6/12/2021).
Abu Ali menyerukan memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina sebelum terlambat. Ia juga menekankan, tidak ada cara untuk perdamaian tanpa mengakhiri pendudukan, sambil menawarkan rakyat Palestina hak, kebebasan dan kemerdekaan.
“Pihak berwenang Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan dan praktik yang mengancam keamanan dan stabilitas internasional ini,” lanjutnya. Ia juga menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk meminta para pelaku (Israel) bertanggung jawab atas perang mereka melawan rakyat Palestina yang tak berdaya.
Salimah yang berusia 25 tahun ditembak mati oleh tentara pendudukan pada hari Sabtu, setelah tentara pendudukan mengatakan dia berusaha menikam seorang warga Israel di area Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem. Rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan, Salimah jatuh ke tanah setelah ditembak, namun petugas pendudukan terus menembaknya sampai dia tewas.
Pasukan pendudukan dilaporkan telah menggerebek rumah keluarga Salimah di pusat kota Yerusalem Salfit dan menahan saudaranya, Ahmad, kemarin.
Sementara itu, para pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, justru memuji langkah yang diambil petugas perbatasan dan polisi Israel yang membunuh Salima dari jarak dekat. Bennett mengatakan, petugas Polisi Perbatasan bertindak "cepat dan dengan tekad, seperti yang diharapkan dari mereka."
Komandan Polisi Perbatasan Amir Cohen memberi mereka "dukungan penuh," mengklaim para petugas "bertindak tegas, mengakhiri insiden itu dengan mencegah serangan yang lebih besar baik terhadap warga sipil maupun petugas."
Menteri Dalam Negeri Israel, Ayelet Shaked menyatakan dukungannya untuk petugas Polisi Perbatasan, dengan mengatakan bahwa mereka "berdiri di garis depan dan kami berdiri di belakang mereka."
"Pembunuhan martir Mohammad Salimah di siang bolong adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, dan membuktikan mentalitas Israel yang agresif dan ekstremis," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Urusan Palestina, Saeed Abu Ali, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (6/12/2021).
Abu Ali menyerukan memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina sebelum terlambat. Ia juga menekankan, tidak ada cara untuk perdamaian tanpa mengakhiri pendudukan, sambil menawarkan rakyat Palestina hak, kebebasan dan kemerdekaan.
“Pihak berwenang Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan dan praktik yang mengancam keamanan dan stabilitas internasional ini,” lanjutnya. Ia juga menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk meminta para pelaku (Israel) bertanggung jawab atas perang mereka melawan rakyat Palestina yang tak berdaya.
Salimah yang berusia 25 tahun ditembak mati oleh tentara pendudukan pada hari Sabtu, setelah tentara pendudukan mengatakan dia berusaha menikam seorang warga Israel di area Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem. Rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan, Salimah jatuh ke tanah setelah ditembak, namun petugas pendudukan terus menembaknya sampai dia tewas.
Pasukan pendudukan dilaporkan telah menggerebek rumah keluarga Salimah di pusat kota Yerusalem Salfit dan menahan saudaranya, Ahmad, kemarin.
Sementara itu, para pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, justru memuji langkah yang diambil petugas perbatasan dan polisi Israel yang membunuh Salima dari jarak dekat. Bennett mengatakan, petugas Polisi Perbatasan bertindak "cepat dan dengan tekad, seperti yang diharapkan dari mereka."
Komandan Polisi Perbatasan Amir Cohen memberi mereka "dukungan penuh," mengklaim para petugas "bertindak tegas, mengakhiri insiden itu dengan mencegah serangan yang lebih besar baik terhadap warga sipil maupun petugas."
Menteri Dalam Negeri Israel, Ayelet Shaked menyatakan dukungannya untuk petugas Polisi Perbatasan, dengan mengatakan bahwa mereka "berdiri di garis depan dan kami berdiri di belakang mereka."
(esn)