Blinken Peringatkan Konsekuensi Mengerikan Jika China Nekat Serang Taiwan

Minggu, 05 Desember 2021 - 07:25 WIB
loading...
Blinken Peringatkan Konsekuensi Mengerikan Jika China Nekat Serang Taiwan
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Foto/Cyprus-mail.com
A A A
WASHINGTON - Setiap langkah China untuk menyerang Taiwan akan memiliki konsekuensi yang mengerikan. Peringatan itu dilontarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken .

Blinken menambahkan bahwa ia berharap para pemimpin China akan berpikir dengan sangat hati-hati tentang "tidak memicu krisis" di Selat Taiwan.

Berbicara pada konferensi Reuters Next, Blinken mengatakan China telah berusaha mengubah status quo atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya. Amerika Serikat “berkomitmen tegas” guna memastikan pulau itu memiliki sarana untuk membela diri.

“Tetapi sekali lagi, saya berharap para pemimpin China memikirkan hal ini dengan sangat hati-hati dan tidak memicu krisis yang, menurut saya, memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi banyak orang, dan tidak ada kepentingan siapa pun, dimulai dengan China,” kata Blinken seperti dikutip dari NBC News, Minggu (5/12/2021).



Ditanya secara khusus apakah Amerika Serikat dapat berkomitmen untuk mengirim pasukan militer jika terjadi invasi, Blinken mengatakan: “Kami sudah sangat jelas dan konsisten, selama bertahun-tahun bahwa kami berkomitmen untuk memastikan bahwa Taiwan memiliki sarana untuk mempertahankan diri sendiri dan kami akan terus memenuhi komitmen itu.”

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah berusaha untuk mengukir lebih banyak ruang bagi Taiwan dalam sistem internasional di tengah apa yang dikatakannya sebagai upaya militer dan diplomatik memaksa Beijing untuk mengisolasi pulau yang diperintah secara demokratis itu.

Biden memicu kontroversi pada Oktober ketika dia mengatakan Amerika Serikat, yang diwajibkan oleh undang-undang 1979 untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, akan membela Taipei jika China menyerang.

China tetap menjadi prioritas kebijakan luar negeri nomor satu Presiden Joe Biden, tetapi pemerintahannya juga telah diterpa krisis di tempat lain termasuk upaya yang goyah untuk memperbaiki kesepakatan nuklir Iran 2015, pembangunan militer Rusia di dekat Ukraina, dan konflik yang meningkat di Ethiopia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2039 seconds (0.1#10.140)