Gabungan 4.000 Pangeran, Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi Kalahkan Orang Terkaya Sejagat

Jum'at, 03 Desember 2021 - 15:22 WIB
loading...
Gabungan 4.000 Pangeran,...
Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi. Gabungan kekayaan keluarga kerajaan Arab Saudi bisa mengalahkan orang terkaya nomor satu di dunia, Elon Musk. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Total anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi sekitar 15.000 orang, termasuk 4.000 pangeran. Jika kekayaan ribuan pangeran itu digabungkan diperkirakan mencapai USD1,4 triliun, mengalahkan orang terkaya nomor satu di dunia Elon Musk dengan USD311 miliar.

Jumlah anggota keluarga kerajaan itu merupakan data resmi yang dipublikasikan situs keluarga kerajaan, House of Saud. Sedangkan total kekayaan tersebut merupakan perkiraan NBC News pada 2020.



Tak ada rincian pasti sumber kekayaan para anggota keluarga kerajaan, namun monarki itu memiliki perusahaan minyak; Saudi Aramco, yang dinobatkan sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di dunia.

Bloomberg merinci data berbeda pada awal tahun ini dengan memperkirakan total kekayaan keluarga Kerajaan Arab Saudi sekitar USD95 miliar. Sebagai pembanding, kekayaan bersih keluarga Kerajaan Inggris tahun lalu diperkirakan oleh Forbes mencapai USD88 miliar.

Menurut angka perkiraan Bloomberg, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud memiliki kekayaan pribadi sekitar USD18 miliar, sedangkan kekayaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman antara USD1 miliar hingga USD5 miliar.

Jika per individu, tak ada anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia pada tahun ini.

Sekadar diketahui, orang terkaya nomor satu di dunia saat ini adalah Elon Musk dengan USD311 miliar.

Nomor dua, Jeff Bezos dengan USD201 miliar. Ketiga Bernard Arnault dan keluarganya dengan USD162 miliar.

Keempat Bill Gates dengan USD135 miliar dan kelima Larry Page dengan USD126 miliar.



Kembali ke monarki Saudi, keluarga mereka merupakan keturunan dari Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal, lebih dikenal di Barat sebagai Ibn Saud, yang mendirikan Kerajaan Arab Saudi modern dan memerintah dari tahun 1902-1953.

Keluarga penguasa kerajaan Arab Saudi mencakup hingga 15.000 anggota, termasuk 4.000 pangeran, yang melayani dalam berbagai posisi pemerintahan, kepala bisnis dan di dewan penasihat.

Raja Salman, raja Arab Saudi saat ini, adalah putra keenam dari pemerintahan Ibn Saud setelah berkuasa pada tahun 2015. Dia sebagian besar adalah seorang tradisionalis, menentang penerapan demokrasi dan menolak untuk meringankan hukuman berat termasuk hukuman penjara dan cambukan untuk kasus penistaan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul spekulasi bahwa penguasa de facto kerajaan adalah putranya; Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pangeran Mohammed diangkat sebagai Putra Mahkota pada tahun 2017, dan telah mempelopori sejumlah reformasi, termasuk perubahan undang-undang baru-baru ini untuk mengizinkan perempuan mengemudi.

Pangeran Mohammed bin Salman yang populer dengan sebutan MBS juga membatasi kekuatan polisi agama dan meningkatkan akses perempuan ke arena budaya negara, termasuk konser dan pertandingan sepak bola.

Namun, Mohammed bin Salman juga telah dikritik karena tindakan keras terhadap protes hak asasi manusia, dan peningkatan kebijakan luar negeri yang agresif yang membuat Arab Saudi campur tangan dalam konflik sipil Yaman, dengan konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan.

Sejak 2017, dia juga telah menabur perpecahan dalam keluarga kerajaan, termasuk "operasi pembersihan" yang melibatkan penyitaan aset dari ratusan anggota keluarga kerajaan atas nama operasi anti-korupsi. Dia juga "menyingkirkan" para bangsawan senior yang diyakini menentang kekuasaannya.

Pembunuhan terhadap jurnalis pembangkang Arab Saudi, Jamal Khashoggi, di Konsulat Saudi di Istanbul beberapa tahun lalu juga mencoreng citra reformis Pangeran Mohammed, meskipun dia telah membantah keterlibatan apa pun.

Lima orang dijatuhi hukuman mati atas kematian jurnalis tersebut, tetapi dibebaskan setelah keluarga Khashoggi "memaafkan" mereka.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1353 seconds (0.1#10.140)