Kepala Nuklir Iran: Israel Harus Ngaca Dulu sebelum Ancam Serang Teheran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Kepala Organisasi Energi Nuklir Iran , Mohammad Eslami, mendesak Israel untuk mengecek kemampuannya terlebih dahulu sebelum mengancam akan menyerang Teheran.
Dia memperingatkan rezim Zionis untuk tidak sembrono mengumbar ancaman akan menyerang situs nuklir Republik Islam Iran.
“Rezim Zionis harus melihat ke cermin sebelum mengancam untuk menargetkan situs nuklir Iran,” kata Eslami dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Yaman, Al-Masira pada hari Sabtu, yang dilansir Tehran Times, Minggu (28/11/2021).
Eslami menegaskan kembali posisi lama Teheran bahwa Republik Islam tidak memiliki niat untuk membangun senjata nuklir.
“Dalam strategi nasionalnya, Iran tidak pernah mencoba dan tidak akan pernah mencoba untuk memperoleh senjata nuklir. Ini bertindak sesuai dengan standar dan kerangka kerja Badan Energi Atom Internasional (IAEA),” kata Eslami.
Dia berbicara setelah Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, memperingatkan akhir bulan lalu bahwa Israel akan dibuat untuk membayar harga ekonomi yang besar jika berani menyerang Republik Islam.
"Alih-alih mengalokasikan anggaran USD1,5 miliar untuk kekejaman terhadap Iran, rezim Zionis harus fokus pada penyediaan dana puluhan ribu miliar dolar untuk memperbaiki kerusakan yang akan disebabkan oleh tanggapan mengejutkan Iran," tulis Shamkhani di Twitter.
Peringatan itu muncul setelah laporan media Israel bahwa pihak berwenang negara itu telah menyetujui USD1,5 miliar dalam pendanaan untuk persiapan menyerang fasilitas nuklir Iran.
Dana itu akan digunakan untuk operasional pesawat dan drone pengumpul intelijen serta persenjataan yang disesuaikan untuk serangan di fasilitas bawah tanah Iran yang dijaga ketat.
Pernyataan Eslami dibuat ketika Perdana Menteri Israel Naftali Naftali Bennett mengatakan negara Yahudi sangat khawatir tentang kekuatan dunia yang mungkin menghapus sanksi anti-Iran dengan imbalan pembatasan "tidak cukup" oleh Teheran pada program nuklirnya.
"Ini adalah pesan yang kami sampaikan dalam segala hal, baik kepada Amerika atau ke negara-negara lain yang sedang berunding dengan Iran," kata Bennett dalam rapat kabinet pada hari Sabtu.
Pernyataan itu menyusul sebuah laporan oleh The Wall Street Journal bahwa AS mungkin membuat apa yang disebut kesepakatan nuklir "less-for-less" dengan Iran yang akan menawarkan bantuan pencabutan sebagian sanksi kepada Teheran dengan imbalan pembatalan atau pembekuan program nuklirnya.
Dia memperingatkan rezim Zionis untuk tidak sembrono mengumbar ancaman akan menyerang situs nuklir Republik Islam Iran.
“Rezim Zionis harus melihat ke cermin sebelum mengancam untuk menargetkan situs nuklir Iran,” kata Eslami dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Yaman, Al-Masira pada hari Sabtu, yang dilansir Tehran Times, Minggu (28/11/2021).
Eslami menegaskan kembali posisi lama Teheran bahwa Republik Islam tidak memiliki niat untuk membangun senjata nuklir.
“Dalam strategi nasionalnya, Iran tidak pernah mencoba dan tidak akan pernah mencoba untuk memperoleh senjata nuklir. Ini bertindak sesuai dengan standar dan kerangka kerja Badan Energi Atom Internasional (IAEA),” kata Eslami.
Dia berbicara setelah Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, memperingatkan akhir bulan lalu bahwa Israel akan dibuat untuk membayar harga ekonomi yang besar jika berani menyerang Republik Islam.
"Alih-alih mengalokasikan anggaran USD1,5 miliar untuk kekejaman terhadap Iran, rezim Zionis harus fokus pada penyediaan dana puluhan ribu miliar dolar untuk memperbaiki kerusakan yang akan disebabkan oleh tanggapan mengejutkan Iran," tulis Shamkhani di Twitter.
Peringatan itu muncul setelah laporan media Israel bahwa pihak berwenang negara itu telah menyetujui USD1,5 miliar dalam pendanaan untuk persiapan menyerang fasilitas nuklir Iran.
Dana itu akan digunakan untuk operasional pesawat dan drone pengumpul intelijen serta persenjataan yang disesuaikan untuk serangan di fasilitas bawah tanah Iran yang dijaga ketat.
Pernyataan Eslami dibuat ketika Perdana Menteri Israel Naftali Naftali Bennett mengatakan negara Yahudi sangat khawatir tentang kekuatan dunia yang mungkin menghapus sanksi anti-Iran dengan imbalan pembatasan "tidak cukup" oleh Teheran pada program nuklirnya.
"Ini adalah pesan yang kami sampaikan dalam segala hal, baik kepada Amerika atau ke negara-negara lain yang sedang berunding dengan Iran," kata Bennett dalam rapat kabinet pada hari Sabtu.
Pernyataan itu menyusul sebuah laporan oleh The Wall Street Journal bahwa AS mungkin membuat apa yang disebut kesepakatan nuklir "less-for-less" dengan Iran yang akan menawarkan bantuan pencabutan sebagian sanksi kepada Teheran dengan imbalan pembatalan atau pembekuan program nuklirnya.
(min)