Tak Mau Berhenti di Pos Pemeriksaan, Dokter Muda Afghanistan Dibunuh Taliban

Minggu, 28 November 2021 - 14:00 WIB
loading...
Tak Mau Berhenti di Pos Pemeriksaan, Dokter Muda Afghanistan Dibunuh Taliban
Salah satu anggota Taliban tengah menjaga pos pemeriksaan. FOTO/Reuters
A A A
KABUL - Taliban dilaporkan telah membunuh seorang dokter muda di provinsi Herat, Afghanistan , media lokal melaporkan. Menurut Khaama Press, Sabtu (27/11/2021) dokter yang diidentifikasi sebagai Amruddin Noori (33), tewas di kota Herat setelah dia tidak berhenti di pos pemeriksaan keamanan polisi, kata anggota keluarga korban saat berbicara kepada media.

Sesuai laporan, anggota keluarga korban mengatakan bahwa Amruddin Noori ditembak mati oleh orang-orang Taliban ketika dia tidak berhenti di pos pemeriksaan polisi di Herat. Namun, aparat keamanan di Herat membantah klaim bahwa Amruddin Noori ditembak mati oleh Taliban.



Mereka mengatakan tidak memiliki informasi tentang insiden seperti itu yang terjadi. Amruddin Noori bekerja di sebuah klinik kecil dan baru saja menikah. Sebelumnya, Taliban telah meyakinkan orang-orang Afghanistan soal keamanan dan keselamatan hidup dan aset mereka, tetapi insiden semacam ini bertentangan dengan klaim Taliban.

Dalam insiden lain, seorang Psikiater bernama Mohamed Nader Alemi dibunuh secara brutal di Afghanistan Utara oleh para penculik. Para penculik telah membunuh dokter, bahkan setelah menerima uang tebusan untuk pembebasannya.

Roheen Alemi, putra Nader Alemi berkata, “Ayah saya disiksa dengan kejam, ada tanda-tanda luka di tubuhnya.” Namun, seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa pihak berwenang Taliban sedang bekerja untuk menemukan dan menghukum para penjahat yang terlibat dalam pembunuhan Nader Alemi.



“Imarah Islam berkomitmen untuk menemukan dan menghukum para pelaku,” jelas juru bicara Taliban, Saeed Khosty. Ia menginformasikan bahwa delapan penculik telah ditangkap dan dua korban lainnya telah dibebaskan.

Telah terjadi peningkatan tajam dalam kejahatan di Afghanistan di bawah rezim Taliban dari ledakan bom hingga penculikan orang-orang terkemuka. Para Islamis juga telah menargetkan minoritas agama di negara itu dan mengatakan bahwa para wanita dapat menikmati hak-hak mereka di bawah Hukum Syariah.

Taliban berkuasa di Afghanistan setelah perebutan ibu kota, Kabul, pada 15 Agustus, yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan sebelumnya dan memicu evakuasi massal pekerja asing dan kolaborator Afghanistan. Negara itu jatuh ke dalam krisis pada Agustus setelah Kabul jatuh ke tangan Taliban dan pemerintahan mantan presiden Ashraf Ghani yang terpilih secara demokratis runtuh.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2148 seconds (0.1#10.140)