Musik dan Kembang Api Pesta Pernikahan Kelewat Berisik, 63 Ayam Mati
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Seorang pria di India memprotes prosesi pernikahan tradisional dengan iringan musik, kembang api, tarian dan marching band yang terlalu berisik. Menurutnya, pesta yang kelewat bising itu telah menyebabkan 63 ayamnya mati.
Ranjit Kumar Parida mengatakan pesta itu mengeluarkan suara yang memekakkan telinga saat melewati peternakan unggasnya di negara bagian timur Odisha sesaat sebelum tengah malam pada hari Minggu lalu.
“Saya meminta operator band untuk menurunkan volume karena musiknya terlalu berisik dan menakutkan ayam. Tetapi mereka tidak mendengarkan dan teman-teman mempelai pria meneriaki saya," kata Parida kepada AFP, Sabtu (27/11/2021).
Seorang dokter hewan memberi tahu Parida bahwa ayam-ayam itu mati karena serangan jantung, dan dia mengajukan pengaduan polisi setelah penyelenggara pernikahan menolak untuk membayar kompensasi.
Profesor zoologi Suryakanta Mishra, yang telah menulis buku tentang perilaku hewan, mengatakan kepada Hindustan Times bahwa suara keras meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada unggas.
“Ayam diatur oleh ritme sirkadian yang dikendalikan oleh siklus terang/gelap alami siang dan malam," katanya.
“Kegembiraan atau stres yang tiba-tiba karena musik yang keras dapat mengganggu jam biologis mereka,” kata Mishra.
Kisah itu berakhir bahagia—kecuali 63 ayam—setelah polisi meyakinkan pihak-pihak yang bertikai untuk “menyelesaikan masalah bersama.”
“Kami belum melakukan tindakan apa pun karena (peternak unggas) mencabut pengaduannya,” kata petugas polisi, Droupadi Das.
Ranjit Kumar Parida mengatakan pesta itu mengeluarkan suara yang memekakkan telinga saat melewati peternakan unggasnya di negara bagian timur Odisha sesaat sebelum tengah malam pada hari Minggu lalu.
“Saya meminta operator band untuk menurunkan volume karena musiknya terlalu berisik dan menakutkan ayam. Tetapi mereka tidak mendengarkan dan teman-teman mempelai pria meneriaki saya," kata Parida kepada AFP, Sabtu (27/11/2021).
Seorang dokter hewan memberi tahu Parida bahwa ayam-ayam itu mati karena serangan jantung, dan dia mengajukan pengaduan polisi setelah penyelenggara pernikahan menolak untuk membayar kompensasi.
Profesor zoologi Suryakanta Mishra, yang telah menulis buku tentang perilaku hewan, mengatakan kepada Hindustan Times bahwa suara keras meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada unggas.
“Ayam diatur oleh ritme sirkadian yang dikendalikan oleh siklus terang/gelap alami siang dan malam," katanya.
“Kegembiraan atau stres yang tiba-tiba karena musik yang keras dapat mengganggu jam biologis mereka,” kata Mishra.
Kisah itu berakhir bahagia—kecuali 63 ayam—setelah polisi meyakinkan pihak-pihak yang bertikai untuk “menyelesaikan masalah bersama.”
“Kami belum melakukan tindakan apa pun karena (peternak unggas) mencabut pengaduannya,” kata petugas polisi, Droupadi Das.
(min)