Olaf Scholz Segel Kesepakatan Koalisi, Era Angela Merkel Berakhir
loading...
A
A
A
BERLIN - Olaf Scholz akan memimpin koalisi tiga partai dengan rencana luas untuk memimpin transisi Jerman ke ekonomi hijau, di bawah kesepakatan untuk mengakhiri 16 tahun pemerintahan yang dipimpin oleh Angela Merkel .
Hampir dua bulan setelah partai Sosial Demokratnya memenangkan pemilihan federal, Scholz akan berkuasa dengan Partai Hijau dan Demokrat Bebas yang ramah bisnis.
Perlindungan iklim merupakan bagian besar dari kesepakatan koalisi ini.
Para pihak bertujuan untuk menghentikan penggunaan batubara secara bertahap pada tahun 2030, alias delapan tahun lebih cepat dari jadwal.
Mereka juga akan berusaha menggunakan 2% wilayah Jerman untuk tenaga angin dan juga fokus pada energi berbasis hidrogen. Pada 2030, para pihak menginginkan 80% listrik bersumber dari energi terbarukan dan 15 juta mobil listrik berada di jalan-jalan Jerman.
Ada juga rencana untuk melegalkan penjualan ganja di tempat berlisensi, dengan kontrol kualitas dan distribusi obat.
Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa, jadi keputusan yang diambil oleh pemerintah baru akan berdampak besar pada tetangganya.
"Kedaulatan Eropa adalah landasan kebijakan luar negeri kami," kata Scholz (63) dalam konferensi pers seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/11/2021).
Dia juga menyoroti persahabatan Jerman dengan Prancis dan kemitraan dengan Amerika Serikat (AS).
Dia berbicara tentang berani membuat kemajuan yang lebih besar dalam koalisi "dengan syarat yang setara". Dia juga menunjukkan bahwa keanggotaan tiga partai yang lebih luas masih harus menyetujui apa yang disebut koalisi "lampu lalu lintas", karena warna merah, kuning dan hijau setiap partai.
Partai Sosial Demokrat memenangkan pemilu Jerman pada 26 September lalu, mengungguli aliansi Demokrat Kristen Angela Merkel, yang melihat mendapatkan hasil pemilu terburuknya. Sedangkan Partai Hijau mencapai hasil terbaik mereka, di bawah kandidat Annalena Baerbock.
Hampir dua bulan setelah partai Sosial Demokratnya memenangkan pemilihan federal, Scholz akan berkuasa dengan Partai Hijau dan Demokrat Bebas yang ramah bisnis.
Perlindungan iklim merupakan bagian besar dari kesepakatan koalisi ini.
Para pihak bertujuan untuk menghentikan penggunaan batubara secara bertahap pada tahun 2030, alias delapan tahun lebih cepat dari jadwal.
Mereka juga akan berusaha menggunakan 2% wilayah Jerman untuk tenaga angin dan juga fokus pada energi berbasis hidrogen. Pada 2030, para pihak menginginkan 80% listrik bersumber dari energi terbarukan dan 15 juta mobil listrik berada di jalan-jalan Jerman.
Ada juga rencana untuk melegalkan penjualan ganja di tempat berlisensi, dengan kontrol kualitas dan distribusi obat.
Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa, jadi keputusan yang diambil oleh pemerintah baru akan berdampak besar pada tetangganya.
"Kedaulatan Eropa adalah landasan kebijakan luar negeri kami," kata Scholz (63) dalam konferensi pers seperti dikutip dari BBC, Rabu (24/11/2021).
Dia juga menyoroti persahabatan Jerman dengan Prancis dan kemitraan dengan Amerika Serikat (AS).
Dia berbicara tentang berani membuat kemajuan yang lebih besar dalam koalisi "dengan syarat yang setara". Dia juga menunjukkan bahwa keanggotaan tiga partai yang lebih luas masih harus menyetujui apa yang disebut koalisi "lampu lalu lintas", karena warna merah, kuning dan hijau setiap partai.
Partai Sosial Demokrat memenangkan pemilu Jerman pada 26 September lalu, mengungguli aliansi Demokrat Kristen Angela Merkel, yang melihat mendapatkan hasil pemilu terburuknya. Sedangkan Partai Hijau mencapai hasil terbaik mereka, di bawah kandidat Annalena Baerbock.
(ian)