Ketegangan Memanas, 10 Pesawat AS Latihan Mengebom Nuklir Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Moskow mencatat 10 pesawat pengebom strategis Amerika Serikat (AS) telah berlatih untuk menjatuhkan bom nuklir dengan target Rusia sepanjang bulan ini. Manuver itu berlangsung di seluruh wilayah Eropa timur di saat ketegangan kedua negara semakin memanas.
Menteri Pertahanan Sergey Shoigu pada Selasa (23/11/2021) mengatakan penerbangan 10 pesawat pengebom strategis itu sebagai latihan yang dirancang untuk menyelidiki kesiapan Rusia jika benar-benar terjadi perang nuklir.
Berbicara setelah pertemuan dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe di Moskow, Shoigu mengatakan bahwa telah terjadi intensifikasi aktivitas yang signifikan dari penerbangan pesawat-pesawat pengebom strategis AS di dekat perbatasan Rusia.
"Selama sebulan terakhir, sekitar 30 misi telah diterbangkan di dekat perbatasan federasi Rusia, sekitar dua setengah kali lebih banyak dari pada periode waktu yang sama tahun lalu," katanya, seperti dikutip Russia Today.
Shoigu menambahkan bahwa latihan Amerika baru-baru ini menggunakan nama kode Global Thunder. "Memperlihatkan sepuluh pesawat pengebom strategis mempraktikkan kemampuan mereka untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia pada waktu yang hampir bersamaan dari barat dan timur. Jarak minimum dari perbatasan kami adalah 20 km," paparnya.
Pada saat yang sama,militer Rusia mengatakan bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing menjadi semakin penting selama saat turbulensi geopolitik dan risiko konflik meningkat.
Komentar Shoigu datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan NATO—aliansi militer pimpinan AS—atas Ukraina, di mana Kiev mengeklaim bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan bersama bisa menjadi awal dari invasi.
Moskow menyangkal bahwa pihaknya merencanakan invasi semacam itu. "Pergerakan beberapa peralatan militer atau unit tentara kami di seluruh wilayah Federasi Rusia adalah urusan kami secara eksklusif," kata Shoigu.
Pada hari Senin, badan intelijen asing terkemuka negara itu, SVR, mengeluarkan pernyataan yang menuduh AS mengatur kampanye disinformasi yang memainkan risiko konflik.
Dalam sebuah pernyataan, para pejabat SVR mengatakan bahwa kampanye AS melukiskan gambaran mengerikan tentang bagaimana gerombolan tank Rusia akan mulai menghancurkan kota-kota Ukraina, dan bahwa Washington menggunakan saluran diplomatik untuk berbagi dengan sekutu dan mitranya informasi yang benar-benar salah tentang konsentrasi pasukan
di wilayah Rusia sebelum invasi militer ke Ukraina.
Baik Rusia dan NATO saling menuduh telah meningkatkan penerbangan pesawat tempur di dekat perbatasan, dan tahun lalu Moskow mengecam langkah provokatif dari Washington karena mengirim pesawat pengebom nuklir B-1B Amerika ke wilayah udara Ukraina untuk pertama kalinya dalam sejarah. Jet tempur Rusia dan roket anti-udara dikerahkan sebagai tanggapan.
Menteri Pertahanan Sergey Shoigu pada Selasa (23/11/2021) mengatakan penerbangan 10 pesawat pengebom strategis itu sebagai latihan yang dirancang untuk menyelidiki kesiapan Rusia jika benar-benar terjadi perang nuklir.
Berbicara setelah pertemuan dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe di Moskow, Shoigu mengatakan bahwa telah terjadi intensifikasi aktivitas yang signifikan dari penerbangan pesawat-pesawat pengebom strategis AS di dekat perbatasan Rusia.
"Selama sebulan terakhir, sekitar 30 misi telah diterbangkan di dekat perbatasan federasi Rusia, sekitar dua setengah kali lebih banyak dari pada periode waktu yang sama tahun lalu," katanya, seperti dikutip Russia Today.
Shoigu menambahkan bahwa latihan Amerika baru-baru ini menggunakan nama kode Global Thunder. "Memperlihatkan sepuluh pesawat pengebom strategis mempraktikkan kemampuan mereka untuk menggunakan senjata nuklir melawan Rusia pada waktu yang hampir bersamaan dari barat dan timur. Jarak minimum dari perbatasan kami adalah 20 km," paparnya.
Pada saat yang sama,militer Rusia mengatakan bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing menjadi semakin penting selama saat turbulensi geopolitik dan risiko konflik meningkat.
Komentar Shoigu datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan NATO—aliansi militer pimpinan AS—atas Ukraina, di mana Kiev mengeklaim bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan bersama bisa menjadi awal dari invasi.
Moskow menyangkal bahwa pihaknya merencanakan invasi semacam itu. "Pergerakan beberapa peralatan militer atau unit tentara kami di seluruh wilayah Federasi Rusia adalah urusan kami secara eksklusif," kata Shoigu.
Pada hari Senin, badan intelijen asing terkemuka negara itu, SVR, mengeluarkan pernyataan yang menuduh AS mengatur kampanye disinformasi yang memainkan risiko konflik.
Dalam sebuah pernyataan, para pejabat SVR mengatakan bahwa kampanye AS melukiskan gambaran mengerikan tentang bagaimana gerombolan tank Rusia akan mulai menghancurkan kota-kota Ukraina, dan bahwa Washington menggunakan saluran diplomatik untuk berbagi dengan sekutu dan mitranya informasi yang benar-benar salah tentang konsentrasi pasukan
di wilayah Rusia sebelum invasi militer ke Ukraina.
Baik Rusia dan NATO saling menuduh telah meningkatkan penerbangan pesawat tempur di dekat perbatasan, dan tahun lalu Moskow mengecam langkah provokatif dari Washington karena mengirim pesawat pengebom nuklir B-1B Amerika ke wilayah udara Ukraina untuk pertama kalinya dalam sejarah. Jet tempur Rusia dan roket anti-udara dikerahkan sebagai tanggapan.
(min)