Tolak Keputusan Pengadilan Tinggi, Demonstran Thailand Tetap Serukan Reformasi Kerajaan
loading...
A
A
A
Pusat Darurat Erawan kota mengatakan setidaknya dua orang terluka, meskipun tidak ada rincian yang diberikan tentang kondisi mereka. Sebelumnya pada hari itu, polisi telah memperingatkan para pengunjuk rasa agar tidak berkumpul.
"Kami ingin publik fokus pada bagaimana menggunakan hak dan kebebasan mereka, tetapi tidak melanggar hukum yang diatur oleh Mahkamah Konstitusi," kata juru bicara kepolisian Bangkok, Jirasant Kaewsangake.
Thailand telah menjadi monarki konstitusional sejak akhir pemerintahan kerajaan absolut pada tahun 1932, tetapi demokrasi telah diselingi oleh kudeta militer reguler, yang terbaru pada tahun 2014. Gerakan protes saat ini dimulai pada pertengahan 2020, dengan demonstrasi yang dipimpin mahasiswa menyerukan Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha untuk mundur dan reformasi monarki.
(esn)