Merasa Ditelikung, Ukraina Umumkan Dimulainya Perang Energi Lawan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina sekarang secara efektif memerangi Rusia dalam perang yang dilancarkan terkait impor energi. Ukraina menuduh Moskow sekarang bekerja menghentikan pasokan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyalakan pabrik dan memanaskan rumah di negara itu.
Dalam wawancara dengan saluran 1+1 Kiev pada Jumat (12/11/2021), Wakil Menteri Energi Maxim Nemchinov mengumumkan, “Hari ini, kita pada kenyataannya terkunci dalam keadaan perang dengan Rusia.”
“Rusia memblokir impor dari Kazakhstan, mencegah gerbong kereta yang sarat dengan batu bara melakukan perjalanan ke Ukraina, dan mengurangi urutan kapasitas transit gas,” ujar dia.
Klaim eksplosif muncul setelah Kepala Komite Energi di Parlemen Ukraina Andrey Gerus mengatakan Rusia memblokir impor batu bara Kazakhstan dengan melarangnya diangkut dengan kereta api negara itu.
Namun, pejabat Kazakhstan sejak itu mengatakan, “Penundaan itu karena pembatasan yang timbul dari beban kerja infrastruktur di pihak Rusia.”
Raksasa energi negara Rusia, Gazprom, menolak membeli kapasitas tambahan untuk transit gas melalui jaringan pipa yang dibangun Soviet di Ukraina di atas kuota biasanya selama beberapa bulan tahun ini.
Pada Oktober, Kepala Komite Energi Parlemen Rusia Pavel Zavalny menggambarkan infrastruktur Ukraina sebagai "penuaan."
“Kegagalan membuat keputusan tentang masa depan sistem ini, dan modernisasinya, hanya akan mengurangi keandalan dan keamanan,” ujar anggota parlemen itu.
Pada September, Hungaria menandatangani kontrak 15 tahun dengan Gazprom, setuju membeli 4,5 miliar meter kubik gas alam per tahun.
Berdasarkan kesepakatan itu, pengiriman gas tidak melewati Ukraina, sebaliknya melalui jalur pipa Balkan Stream dan jalur pipa di Eropa tenggara, yang mengurangi biaya dan membuat Kiev tak menerima pendapatan dari biaya transit apa pun.
Ukraina dengan marah mengecam langkah itu, mengklaim kesepakatan baru itu merusak keamanan nasionalnya dan keamanan energi Eropa. Ukraina tampaknya merasa kesepakatan itu menelikung negaranya.
Namun, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto membalas, dengan mengatakan tanggapan Kiev “keterlaluan”.
Dia bersikeras, “Ukraina tidak ada hubungannya dengan mereka yang membuat kesepakatan dengan kami.”
Dalam wawancara dengan saluran 1+1 Kiev pada Jumat (12/11/2021), Wakil Menteri Energi Maxim Nemchinov mengumumkan, “Hari ini, kita pada kenyataannya terkunci dalam keadaan perang dengan Rusia.”
“Rusia memblokir impor dari Kazakhstan, mencegah gerbong kereta yang sarat dengan batu bara melakukan perjalanan ke Ukraina, dan mengurangi urutan kapasitas transit gas,” ujar dia.
Klaim eksplosif muncul setelah Kepala Komite Energi di Parlemen Ukraina Andrey Gerus mengatakan Rusia memblokir impor batu bara Kazakhstan dengan melarangnya diangkut dengan kereta api negara itu.
Namun, pejabat Kazakhstan sejak itu mengatakan, “Penundaan itu karena pembatasan yang timbul dari beban kerja infrastruktur di pihak Rusia.”
Raksasa energi negara Rusia, Gazprom, menolak membeli kapasitas tambahan untuk transit gas melalui jaringan pipa yang dibangun Soviet di Ukraina di atas kuota biasanya selama beberapa bulan tahun ini.
Pada Oktober, Kepala Komite Energi Parlemen Rusia Pavel Zavalny menggambarkan infrastruktur Ukraina sebagai "penuaan."
“Kegagalan membuat keputusan tentang masa depan sistem ini, dan modernisasinya, hanya akan mengurangi keandalan dan keamanan,” ujar anggota parlemen itu.
Pada September, Hungaria menandatangani kontrak 15 tahun dengan Gazprom, setuju membeli 4,5 miliar meter kubik gas alam per tahun.
Berdasarkan kesepakatan itu, pengiriman gas tidak melewati Ukraina, sebaliknya melalui jalur pipa Balkan Stream dan jalur pipa di Eropa tenggara, yang mengurangi biaya dan membuat Kiev tak menerima pendapatan dari biaya transit apa pun.
Ukraina dengan marah mengecam langkah itu, mengklaim kesepakatan baru itu merusak keamanan nasionalnya dan keamanan energi Eropa. Ukraina tampaknya merasa kesepakatan itu menelikung negaranya.
Namun, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto membalas, dengan mengatakan tanggapan Kiev “keterlaluan”.
Dia bersikeras, “Ukraina tidak ada hubungannya dengan mereka yang membuat kesepakatan dengan kami.”
(sya)