Austria Dituding Targetkan Komunitas Muslim yang Tidak Bersalah

Kamis, 11 November 2021 - 01:30 WIB
loading...
Austria Dituding Targetkan Komunitas Muslim yang Tidak Bersalah
Aksi protes menentang Islamofobia. FOTO/Middle East Monitor
A A A
WINA - Dua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terkemuka yang berkampanye atas nama masyarakat yang terkena dampak perang melawan terorisme mengeluarkan laporan tentang apa yang diterima masyarakat Muslim di Austria . Dua laporan itu ditulis bersama oleh CAGE dan ACT (Assisting Children Traumatized by Police) yang berbasis di Wina.

Laporan ini merinci bagaimana pemerintah Austria menggunakan serangan teror di Wina yang dilakukan oleh ISIS pada November tahun lalu sebagai taktik untuk menekan komunitas Muslim. Laporan ini mengungkap personel polisi Austria menggerebek rumah 70 keluarga Muslim yang tidak bersalah. Tuduhan yang dipakai adalah dalih palsu bahwa mereka menjadi bagian dari jaringan pendanaan teror.



Dalam beberapa minggu dan bulan berikutnya pasca-serangan, pemerintah Austria mengeksploitasi tragedi itu untuk melegitimasi tindakan kerasnya terhadap Muslim di Austria. Lebih buruk lagi, Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer begitu fokus pada penggerebekan tersebut, sehingga gagal untuk bertindak atas data intelijen yang diberikan kepadanya dan fokus pada Operasi Luxor.

Seperti dilaporkan Middle East Monitor, Rabu (10/11/2021), Ali, salah satu korban razia polisi, menceritakan dalam kesaksiannya kepada CAGE dan ACT bahwa ia pernah mengajukan pertanyaan pada polisi yang memeriksa rumahnya.

Ali menjelaskan, ketika dia bertanya kepada seorang petugas polisi mengapa dia menjadi sasaran, bukan penjahat dan teroris yang sebenarnya, petugas itu menjawab, "Kami menginginkan ekstremisme, karena kami mengejar kaum moderat. Yang membuat kaum moderat tetap lemah dan bisu dan memberi ruang bagi kaum ekstremis”.



Ini terlihat seperti kebijakan gila yang diperkenalkan oleh pemerintah Austria. Tetapi laporan tersebut menjelaskan mengapa pemerintah mengambil jalan ini: mengkambinghitamkan komunitas minoritas adalah harga kecil yang harus dibayar untuk menutupi penipuan, korupsi dan salah urus, dan ketika ada pemilihan. Tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa ini adalah pengulangan kebijakan Austria terhadap minoritas lain seabad yang lalu.

“Operasi Luxor merupakan perpanjangan dari tindakan yang datang dari wilayah Arab untuk menghapus segala jenis identitas Islam,” jelas Bilal, korban lain dari penggerebekan polisi Austria.

"Ini semua tentang menargetkan aktor dan pikiran aktif yang menyebarkan pemahaman Islam yang benar, dan menghancurkan mereka agar nanti Anda dapat melakukan apa pun yang Anda ingin lakukan dengan umat Islam pada umumnya," lanjut Bilal.

Laporan tersebut juga menjelaskan bagaimana politisi telah memanipulasi media dan berusaha untuk memberikan pengaruh yang tidak semestinya atas sistem peradilan, serta merinci peran organisasi yang didanai pemerintah seperti Islam Map. Ini mencantumkan nama dan alamat organisasi dan individu Muslim dan berfungsi untuk membangkitkan sentimen anti-Muslim.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1810 seconds (0.1#10.140)