Banjir Bandang Terjang Yaman Selatan, Lima Tewas dan Ratusan Mengungsi
loading...
A
A
A
Di beberapa daerah Hadramout, warga mengatakan banjir lebih merusak daripada yang disebabkan oleh topan selama lima tahun terakhir.
“Kami belum pernah melihat banjir seperti ini. Hanya banjir pada tahun 1996 yang sekuat ini,” kata Mohammed Bahamel, seorang jurnalis dari desa Boroum Mayfa, sebelah barat Al-Mukalla, kepada Arab News.
Hujan lebat memicu banjir bandang yang mendatangkan malapetaka serupa juga terjadi di Shabwa, Abyan dan Aden. Tetapi, menurut pejabat setempat, tidak ada korban yang dilaporkan.
Seorang pejabat pemerintah di provinsi Shabwa mengatakan kepada Arab News bahwa banjir menghanyutkan pertanian, desa-desa terpencil dan merusak beberapa rumah.
Di Aden, buldoser terlihat membersihkan lumpur dari jalan ketika pejabat pemerintah memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh hujan.
Pada bulan April, pemerintah yang diakui secara internasional mendeklarasikan Aden, Ibu Kota sementara Yaman, sebagai daerah "bencana" setelah hujan lebat dan banjir besar menewaskan lebih dari 10 orang dan merusak infrastruktur.
Pejabat kesehatan setempat dan penduduk mengatakan bahwa curah hujan terbaru mungkin waktu yang tepat untuk penyebaran virus Corona dan penyakit lain yang menewaskan lebih dari 1.000 orang pada Mei.
Banjir hari Rabu menghancurkan jalan utama yang menghubungkan provinsi Hadramout dengan Aden, mengganggu pergerakan tim medis dan pasokan medis vital, termasuk peralatan pengujian, kata para pejabat.
Ahli meteorologi meramalkan bahwa hujan akan menghilang pada akhir pekan.
“Sisa-sisa depresi tropis terus menghasilkan hujan di Yaman barat daya. Hujan akan berkurang di daerah itu pada hari Jumat,” Jason Nicholls, seorang ahli meteorologi untuk AccuWeather, mengatakan di Twitter pada hari Kamis.
“Kami belum pernah melihat banjir seperti ini. Hanya banjir pada tahun 1996 yang sekuat ini,” kata Mohammed Bahamel, seorang jurnalis dari desa Boroum Mayfa, sebelah barat Al-Mukalla, kepada Arab News.
Hujan lebat memicu banjir bandang yang mendatangkan malapetaka serupa juga terjadi di Shabwa, Abyan dan Aden. Tetapi, menurut pejabat setempat, tidak ada korban yang dilaporkan.
Seorang pejabat pemerintah di provinsi Shabwa mengatakan kepada Arab News bahwa banjir menghanyutkan pertanian, desa-desa terpencil dan merusak beberapa rumah.
Di Aden, buldoser terlihat membersihkan lumpur dari jalan ketika pejabat pemerintah memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh hujan.
Pada bulan April, pemerintah yang diakui secara internasional mendeklarasikan Aden, Ibu Kota sementara Yaman, sebagai daerah "bencana" setelah hujan lebat dan banjir besar menewaskan lebih dari 10 orang dan merusak infrastruktur.
Pejabat kesehatan setempat dan penduduk mengatakan bahwa curah hujan terbaru mungkin waktu yang tepat untuk penyebaran virus Corona dan penyakit lain yang menewaskan lebih dari 1.000 orang pada Mei.
Banjir hari Rabu menghancurkan jalan utama yang menghubungkan provinsi Hadramout dengan Aden, mengganggu pergerakan tim medis dan pasokan medis vital, termasuk peralatan pengujian, kata para pejabat.
Ahli meteorologi meramalkan bahwa hujan akan menghilang pada akhir pekan.
“Sisa-sisa depresi tropis terus menghasilkan hujan di Yaman barat daya. Hujan akan berkurang di daerah itu pada hari Jumat,” Jason Nicholls, seorang ahli meteorologi untuk AccuWeather, mengatakan di Twitter pada hari Kamis.