Iran Akui Punya 25 Kg Uranium Pengayaan 60%, Barat Makin Khawatir

Sabtu, 06 November 2021 - 00:00 WIB
loading...
A A A
Pembicaraan tentang menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) telah terhenti sejak Raisi menjabat pada Agustus.

Kesepakatan itu awalnya ditandatangani pada 2015 antara Teheran, Beijing, Paris, Moskow, London, Washington, dan Berlin.

Namun, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik keluar Amerika dari perjanjian itu pada 2018 dan menjatuhkan sanksi berat terhadap Teheran.

Iran, sebagai tanggapan, mulai memperkaya uraniumnya di atas kemurnian 3,67% yang digariskan dalam JCPOA, tingkat yang dianggap cocok untuk sebagian besar energi nuklir sipil.

Presiden Iran saat itu, Hassan Rouhani, mengatakan pada Juli bahwa Teheran memiliki kapasitas, jika dianggap perlu oleh otoritas Iran, untuk memperkaya uranium hingga 90%, yang dianggap sebagai patokan untuk produksi senjata nuklir.

Iran, bagaimanapun, telah bersumpah tidak memiliki keinginan untuk membuat persenjataan atom.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menunjukkan minat yang besar untuk menghidupkan kembali perjanjian itu, tetapi telah menolak tuntutan Iran agar sanksi dicabut sebagai prasyarat untuk kembali ke meja perundingan.
(sya)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1063 seconds (0.1#10.140)