Serangan Dronenya Tewaskan 10 Warga Afghanistan, AS Sebut Tidak Melanggar Hukum
loading...
A
A
A
Namun dia mengatakan serangan itu, berdasarkan salah tafsir intelijen dan pengamatan yang dilakukan di bawah ancaman serangan yang akan segera terjadi, tidak melanggar hukum, termasuk hukum perang.
"Mereka semua memiliki keyakinan yang tulus berdasarkan informasi yang mereka miliki bahwa itu adalah ancaman bagi pasukan AS, ancaman yang akan segera terjadi bagi pasukan AS," ucap Said kepada wartawan.
"Itu kesalahan. Ini kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang jujur. Saya mengerti konsekuensinya, tapi itu bukan tindakan kriminal, kelalaian tindakan acak," imbuhnya.
Sepuluh warga Afghanistan, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan yang menargetkan Zamarai Ahmadi, seorang insinyur teknis berusia 43 tahun untuk sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di AS yang tidak memiliki hubungan dengan ISIS-K.
Pada hari-hari setelah serangan, para pejabat Pentagon membela operasi itu, mengklaim bahwa serangan itu telah menghilangkan ancaman teroris. Para pejabat menunjuk ledakan sekunder sebagai bukti kemungkinan bom bunuh diri di dalam mobil, Toyota Corolla putih.
Kira-kira dua minggu setelah serangan itu, Pentagon untuk pertama kalinya mengakui bahwa itu adalah "kesalahan tragis", kata Jenderal Frank McKenzie, komandan Komando Pusat AS.
"Mereka semua memiliki keyakinan yang tulus berdasarkan informasi yang mereka miliki bahwa itu adalah ancaman bagi pasukan AS, ancaman yang akan segera terjadi bagi pasukan AS," ucap Said kepada wartawan.
"Itu kesalahan. Ini kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang jujur. Saya mengerti konsekuensinya, tapi itu bukan tindakan kriminal, kelalaian tindakan acak," imbuhnya.
Sepuluh warga Afghanistan, termasuk tujuh anak-anak, tewas dalam serangan yang menargetkan Zamarai Ahmadi, seorang insinyur teknis berusia 43 tahun untuk sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di AS yang tidak memiliki hubungan dengan ISIS-K.
Pada hari-hari setelah serangan, para pejabat Pentagon membela operasi itu, mengklaim bahwa serangan itu telah menghilangkan ancaman teroris. Para pejabat menunjuk ledakan sekunder sebagai bukti kemungkinan bom bunuh diri di dalam mobil, Toyota Corolla putih.
Kira-kira dua minggu setelah serangan itu, Pentagon untuk pertama kalinya mengakui bahwa itu adalah "kesalahan tragis", kata Jenderal Frank McKenzie, komandan Komando Pusat AS.
(ian)