Citra Satelit Tangkap Pergerakan Pasukan Rusia Dekat Perbatasan Ukraina
loading...
A
A
A
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa setelah berakhirnya latihan Zapad 2021, Rusia meninggalkan peralatan militer serta pusat kontrol dan komunikasinya di lokasi pelatihan di sepanjang perbatasan Ukraina.
Danilov memperkirakan bahwa jumlah pasukan Rusia yang dikerahkan di sekitar perbatasan Ukraina mencapai 80.000 hingga 90.000, tidak termasuk puluhan ribu yang ditempatkan di Crimea.
Sebelumnya Kedutaan Besar AS di Kiev pada hari Jumat memperingatkan bahwa Rusia telah berulang kali mengerahkan artileri howitzer dan drone terhadap pasukan Ukraina yang secara langsung melanggar perjanjian gencatan senjata Juli 2020.
“Retorika resmi Rusia yang menyarankan Ukraina memperburuk situasi tidak hanya menyesatkan, tetapi juga meningkatkan ketegangan,” bunyi pernyataan AS.
Pergerakan baru pasukan Rusia di daerah itu terjadi saat Kremlin menerapkan garis keras terhadap Ukraina. Pejabat Rusia dari Presiden Vladimir Putin hingga ke bawah telah meningkatkan retorika mereka dalam beberapa bulan terakhir, menyerang hubungan Barat-Kyiv dan mempertanyakan kedaulatannya. Putin telah memperingatkan bahwa setiap perluasan infrastruktur militer NATO di wilayah Ukraina merupakan "garis merah" untuk Moskow.
“Kami tidak akan pernah membiarkan wilayah bersejarah kami dan orang-orang yang dekat dengan kami yang tinggal di sana digunakan untuk melawan Rusia,” tulis Putin dalam sebuah artikel.
“Dan kepada mereka yang akan melakukan upaya seperti itu, saya ingin mengatakan bahwa dengan cara ini mereka akan menghancurkan negara mereka sendiri,” tegasnya.
Danilov memperkirakan bahwa jumlah pasukan Rusia yang dikerahkan di sekitar perbatasan Ukraina mencapai 80.000 hingga 90.000, tidak termasuk puluhan ribu yang ditempatkan di Crimea.
Sebelumnya Kedutaan Besar AS di Kiev pada hari Jumat memperingatkan bahwa Rusia telah berulang kali mengerahkan artileri howitzer dan drone terhadap pasukan Ukraina yang secara langsung melanggar perjanjian gencatan senjata Juli 2020.
“Retorika resmi Rusia yang menyarankan Ukraina memperburuk situasi tidak hanya menyesatkan, tetapi juga meningkatkan ketegangan,” bunyi pernyataan AS.
Pergerakan baru pasukan Rusia di daerah itu terjadi saat Kremlin menerapkan garis keras terhadap Ukraina. Pejabat Rusia dari Presiden Vladimir Putin hingga ke bawah telah meningkatkan retorika mereka dalam beberapa bulan terakhir, menyerang hubungan Barat-Kyiv dan mempertanyakan kedaulatannya. Putin telah memperingatkan bahwa setiap perluasan infrastruktur militer NATO di wilayah Ukraina merupakan "garis merah" untuk Moskow.
“Kami tidak akan pernah membiarkan wilayah bersejarah kami dan orang-orang yang dekat dengan kami yang tinggal di sana digunakan untuk melawan Rusia,” tulis Putin dalam sebuah artikel.
“Dan kepada mereka yang akan melakukan upaya seperti itu, saya ingin mengatakan bahwa dengan cara ini mereka akan menghancurkan negara mereka sendiri,” tegasnya.
(ian)