Jenderal AS Kritik Ruwetnya Birokrasi Pentagon, China Sudah Tes Ratusan Senjata Hipersonik
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Petinggi militer Amerika Serikat (AS) Jenderal John Hyten mengkritik Pentagon yang dianggapnya terlalu birokratis hingga menghambat tes senjata hipersonik. Dia khawatir China telah menguji ratusan senjata hipersonik saat Pentagon terlalu birokratis.
Pernyataan Jenderal Hyten muncul dalam laporan CNN pada Kamis (28/10/2021), sepekan setelah uji senjata hipersonik AS yang gagal. Tak hanya itu, ketegangan antara AS dan China atas Taiwan makin memanas.
Menurut laporan terbaru, China diduga sukses uji coba rudal hipersonik baru yang dapat membawa hulu ledak nuklir pada Agustus.
Menyusul uji coba rudal hipersonik yang diklaim China, jenderal AS paling senior kedua di Pentagon itu menyatakan pertumbuhan militer China "menakjubkan" sementara pembangunan militer AS terhambat oleh birokrasi "brutal".
Menurut laporan itu, Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS yang akan pensiun, mendukung penilaian Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin tentang China sebagai "ancaman bolak-balik". Di sisi lain, Rusia makin jadi sorotan terbesar.
"Menyebut China sebagai ancaman yang bolak-balik adalah istilah yang berguna karena kecepatan pergerakan China sangat menakjubkan," papar Hyten dikutip dalam laporan itu kepada wartawan di meja bundar Defense Writers Group.
Dia menambahkan, "Kecepatan mereka bergerak dan lintasan mereka akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya. Itu akan terjadi. Jadi saya pikir kita harus melakukan sesuatu."
Pernyataan Jenderal Hyten muncul dalam laporan CNN pada Kamis (28/10/2021), sepekan setelah uji senjata hipersonik AS yang gagal. Tak hanya itu, ketegangan antara AS dan China atas Taiwan makin memanas.
Menurut laporan terbaru, China diduga sukses uji coba rudal hipersonik baru yang dapat membawa hulu ledak nuklir pada Agustus.
Menyusul uji coba rudal hipersonik yang diklaim China, jenderal AS paling senior kedua di Pentagon itu menyatakan pertumbuhan militer China "menakjubkan" sementara pembangunan militer AS terhambat oleh birokrasi "brutal".
Menurut laporan itu, Jenderal John Hyten, Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan AS yang akan pensiun, mendukung penilaian Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin tentang China sebagai "ancaman bolak-balik". Di sisi lain, Rusia makin jadi sorotan terbesar.
"Menyebut China sebagai ancaman yang bolak-balik adalah istilah yang berguna karena kecepatan pergerakan China sangat menakjubkan," papar Hyten dikutip dalam laporan itu kepada wartawan di meja bundar Defense Writers Group.
Dia menambahkan, "Kecepatan mereka bergerak dan lintasan mereka akan melampaui Rusia dan Amerika Serikat jika kita tidak melakukan sesuatu untuk mengubahnya. Itu akan terjadi. Jadi saya pikir kita harus melakukan sesuatu."