Jenderal AS Kritik Ruwetnya Birokrasi Pentagon, China Sudah Tes Ratusan Senjata Hipersonik
loading...
A
A
A
Saat itu, tes senjata hipersonik gagal setelah pendorong roket yang dirancang untuk mempercepat kendaraan luncur ke kecepatan hipersonik rusak.
Secara khusus, Hyten memuji pendekatan pengembangan senjata di Korea Utara (Korut), “Pemimpin Korut Kim Jong-un memutuskan tidak membunuh ilmuwan dan insinyur ketika mereka gagal, dia memutuskan mendorongnya dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan."
"Dan mereka melakukannya. Jadi ekonomi terbesar ke-118 di dunia telah membangun kemampuan nuklir ICBM karena mereka menguji dan gagal serta memahami risiko," ujar dia.
Pentagon Birokratis dan Lambat
Dia juga mendesak penggantinya yang belum disebutkan namanya untuk "fokus pada kecepatan dan memasukkan kembali kecepatan dalam proses Pentagon dalam apa pun yang dia sentuh."
"Meskipun kita membuat kemajuan kecil, Departemen Pertahanan masih sangat birokratis dan lambat. Kita bisa pergi cepat jika kita mau, tetapi birokrasi yang kita buat sangat brutal," tutur dia.
Namun, sang jenderal menolak merinci tentang apa yang diketahui tentang dugaan uji coba rudal hipersonik China musim panas ini. Dia hanya mengatakan itu terjadi dan itu "sangat memprihatinkan."
Dia menekankan Rusia adalah ancaman paling langsung bagi AS, dengan menyebut lebih dari 1500 senjata nuklir yang dikerahkan Rusia, dan China memiliki sekitar 20%.
Menurut Hyten, senjata hipersonik dan nuklir China hanya sebagian terkait Taiwan, oleh karena itu mereka "dimaksudkan untuk AS".
“Kita harus mengasumsikan itu, dan kita harus merencanakan itu, dan kita harus siap untuk itu, dan itulah posisi yang mereka tempatkan kepada kita dengan senjata yang mereka buat,” papar dia.
Secara khusus, Hyten memuji pendekatan pengembangan senjata di Korea Utara (Korut), “Pemimpin Korut Kim Jong-un memutuskan tidak membunuh ilmuwan dan insinyur ketika mereka gagal, dia memutuskan mendorongnya dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan."
"Dan mereka melakukannya. Jadi ekonomi terbesar ke-118 di dunia telah membangun kemampuan nuklir ICBM karena mereka menguji dan gagal serta memahami risiko," ujar dia.
Pentagon Birokratis dan Lambat
Dia juga mendesak penggantinya yang belum disebutkan namanya untuk "fokus pada kecepatan dan memasukkan kembali kecepatan dalam proses Pentagon dalam apa pun yang dia sentuh."
"Meskipun kita membuat kemajuan kecil, Departemen Pertahanan masih sangat birokratis dan lambat. Kita bisa pergi cepat jika kita mau, tetapi birokrasi yang kita buat sangat brutal," tutur dia.
Namun, sang jenderal menolak merinci tentang apa yang diketahui tentang dugaan uji coba rudal hipersonik China musim panas ini. Dia hanya mengatakan itu terjadi dan itu "sangat memprihatinkan."
Dia menekankan Rusia adalah ancaman paling langsung bagi AS, dengan menyebut lebih dari 1500 senjata nuklir yang dikerahkan Rusia, dan China memiliki sekitar 20%.
Menurut Hyten, senjata hipersonik dan nuklir China hanya sebagian terkait Taiwan, oleh karena itu mereka "dimaksudkan untuk AS".
“Kita harus mengasumsikan itu, dan kita harus merencanakan itu, dan kita harus siap untuk itu, dan itulah posisi yang mereka tempatkan kepada kita dengan senjata yang mereka buat,” papar dia.