China Uji Coba Rudal Hipersonik, Jenderal AS Nyalakan Tanda Bahaya

Kamis, 28 Oktober 2021 - 01:36 WIB
loading...
China Uji Coba Rudal Hipersonik, Jenderal AS Nyalakan Tanda Bahaya
Jenderal AS menyebut uji coba rudal hipersonik menunjukkan kemajuan agresif teknologi luar angkasa dan militer China. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Jenderal top Amerika Serikat (AS) menyatakan sangat prihatin dengan uji coba rudal hipersonik yang dilakukan oleh China . Menurutnya, uji coba itu adalah bagian dari kemajuan agresif negara Asia itu dalam teknologi luar angkasa dan militer.

Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley adalah pejabat Pentagon pertama yang mengonfirmasikan uji coba rudal hipersonik yang dilakukan oleh militer China yang dilaporkan oleh Financial Times. Senjata hipersonik itu berkemampuan nuklir yang diluncurkan ke luar angkasa dan mengorbit Bumi sebelum kembali memasuki atmosfer dan meluncur menuju targetnya.



"Apa yang kami lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji sistem senjata hipersonik, dan itu sangat memprihatinkan," kata Milley pada "The David Rubenstein Show: Peer-to-Peer Conversations" di Bloomberg Television.

“Saya pikir saya melihat di beberapa surat kabar, mereka menggunakan istilah momen Sputnik,” tambahnya.

“Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir ini sangat dekat dengan itu. Jadi ini adalah peristiwa teknologi yang sangat signifikan yang terjadi, atau ujian yang terjadi, oleh orang China. Dan itu menjadi perhatian kita semua,” ujarnya seperti dikutip dari AP, Kamis (28/10/2021).

Untuk diketahui, peluncuran satelit Sputnik oleh Uni Soviet pada tahun 1957 mengejutkan dunia dan memicu kekhawatiran bahwa AS tertinggal secara teknologi dalam perlombaan senjata yang dipercepat pada tahap awal era nuklir.

Milley mengatakan dia tidak bisa membahas secara rinci karena aspek yang terkait dengan intelijen sifatnya rahasia.

Dia juga mengatakan Amerika Serikat sedang mengerjakan senjata hipersonik, yang fitur utamanya termasuk lintasan penerbangan, kecepatan dan kemampuan manuver yang membuat mereka mampu menghindari sistem peringatan dini yang merupakan bagian dari pertahanan rudal AS. AS belum melakukan uji coba senjata hipersonik seperti yang dikatakan Milley telah dicapai China.

China telah membantah laporan tentang uji coba rudal hipersonik, dengan mengatakan sedang mengerjakan teknologi untuk kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali untuk tujuan damai.



Beberapa pakar pertahanan AS mengatakan kekhawatiran tentang pekerjaan China pada senjata hipersonik yang dapat mengirimkan senjata nuklir dari luar angkasa terlalu berlebihan.

James Acton dari Carnegie Endowment for International Peace menulis dalam sebuah esai minggu lalu bahwa Amerika Serikat telah lama rentan terhadap serangan nuklir China.

“Sementara prospek serangan nuklir terhadap Amerika Serikat menakutkan, ini bukan momen Sputnik — sebagian karena tidak sepenuhnya jelas apa yang diuji, tetapi sebagian besar karena ancaman serangan nuklir China di Amerika Serikat bukanlah hal baru,” tulis Acton.



Selain kemajuannya dalam senjata hipersonik, China telah memperluas jaringan silo bawah tanah yang dapat digunakan untuk meluncurkan rudal nuklir jarak antarbenua, dan telah menolak seruan AS untuk bergabung dalam pembicaraan pengendalian senjata nuklir.

AS juga telah menyuarakan keprihatinan tentang apa yang disebutnya sebagai upaya China untuk mengintimidasi Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya, dan untuk mengklaim pulau-pulau yang disengketakan dan fitur daratan lainnya di Laut China Selatan.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1435 seconds (0.1#10.140)