Pertama Kalinya, Jenderal Top AS Akui China Lakukan Uji Coba Senjata Hipersonik

Rabu, 27 Oktober 2021 - 22:40 WIB
loading...
Pertama Kalinya, Jenderal Top AS Akui China Lakukan Uji Coba Senjata Hipersonik
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, untuk pertama kalinya mengakui jika China telah melakukan uji coba rudal hipersonik. Foto/OlxPraca
A A A
WASHINGTON - Jenderal Amerika Serikat (AS) Mark Milley untuk pertama kalinya mengakui jika China telah melakukan uji coba rudal hipersonik yang membuat terkejut sejumlah pihak. Ia menyebut peristiwa uji coba itu mendekat apa yang disebutnya sebagai "momen Sputnik."

Milley mengajukan ungkapan seperti "momen Sputnik," mengacu pada satelit yang diluncurkan oleh Uni Soviet dan membuatnya selangkan di depan AS dalam perlombaan antariksa pada tahun 1957.

"Saya tidak tahu apakah itu momen Sputnik, tapi saya pikir itu sangat dekat dengan itu," ujarnya.

"Peristiwa itu mendapatkan semua perhatian kita," imbuhnya dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (27/10/2021).



Dua hari sebelum Kepala Staf Gabungan AS itu mengkonfirmasi elemen rahasia intelijen AS, Pentagon mengatakan upaya China untuk memajukan kemampuan militernya hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan dan sekitarnya.

“Tapi itu hanya satu sistem senjata. Kemampuan militer China jauh lebih besar dari itu. Mereka berkembang pesat — di luar angkasa, di dunia maya dan kemudian di domain tradisional darat, laut dan udara," ujarnya seolah menegaskan pernyataan Pentagon.

Menurut Milley angkatan bersenjata China, yang secara kolektif dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sekarang menjadi militer yang sangat cakap yang mencakup semua domain dan memiliki ambisi global.

"Jadi China sangat signifikan di cakrawala kami," tegasnya.

Meski menolak untuk memberikan secara spesifik tentang program senjata hipersonik AS, namun ia mengatakan Amerika sedang bereksperimen, menguji dan mengembangkan teknologi untuk memasukkan hipersonik, kecerdasan buatan, robotika dan berbagai macam lainnya.



"Jika Anda mundur selangkah, apa yang kita hadapi, dari segi sejarah, adalah kita berada dalam salah satu perubahan paling signifikan dalam apa yang saya sebut karakter perang," tambah Milley.

“Tetapi hari ini, dengan diperkenalkannya amunisi presisi, kemampuan untuk melihat seluruh dunia, kecerdasan buatan, robotika, hipersonik - semua hal ini bersama-sama - ini adalah perubahan besar dalam karakter perang. Dan kita akan harus menyesuaikan militer kita ke depan," ujarnya.

Milley juga menjelaskan tentang China sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional AS dalam beberapa dekade mendatang.

"Saat kita maju—dalam 10, 20, 25 tahun ke depan - tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa tantangan geostrategis terbesar ke Amerika Serikat adalah China. Itu tidak diragukan sama sekali," katanya.

"Saya pikir China jelas merupakan ancaman geostrategis paling signifikan yang kita hadapi," pungkasnya.

Pekan lalu, Financial Times melaporkan bahwa militer China telah melakukan sepasang uji coba rudal hipersonik pada bulan Juli dan Agustus. Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar itu bahwa ilmuwan pemerintah terkejut dengan kemampuan yang saat ini tidak dimiliki AS itu.



Namun China membantah laporan tersebut, mengatakan bahwa mereka telah menguji pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali pada bulan Juli. Sementara itu, analis mengatakan sistem pengiriman baru melalui ruang angkasa dapat menghindari pertahanan rudal Amerika dan membuat AS rentan terhadap senjata nuklir China.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1845 seconds (0.1#10.140)