Ungkap Kasus Lama, Ajudan Hillary Clinton Mengaku Pernah Alami Serangan Seksual dari Senator AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Huma Abedin, pembantu dekat Hillary Clinton , telah menulis dalam sebuah buku yang akan segera diterbitkan, bahwa ia pernah diserang secara seksual oleh seorang senator Amerika Serikat (AS). Insiden ini sudah ia kubur lama, sampai tuduhan terhadap hakim agung Brett Kavanaugh memicu ingatannya bertahun-tahun kemudian.
Abedin membuat klaim mengejutkan dalam sebuah memoar, Both/And: A Life in Many Worlds, yang akan diterbitkan minggu depan. The Guardian memperoleh salinannya. Abedin tidak menyebutkan nama senator atau partai sang senator, atau memberikan petunjuk lain mengenai identitasnya.
Abedin merinci kasus penyerangannya terjadi ketika ia dan keluarga Clinton datang untuk menghadiri pernikahan Donald Trump dengan istri ketiganya, Melania Knauss, di Palm Beach, Florida, pada Januari 2005.
Abedin, yang lahir di Michigan tetapi dibesarkan di Arab Saudi, menulis: “Saya merasa berada di sebuah pernikahan Arab di kampung halaman”. Abedin menghadiri makan malam yang dihadiri oleh “beberapa senator dan pembantu mereka”, tetapi tidak dengan Clinton.
“Saya akhirnya berjalan keluar dengan salah satu senator, dan segera kami berhenti di depan gedungnya dan dia mengundang saya masuk untuk minum kopi. Begitu masuk, dia menyuruh saya untuk membuat diri saya nyaman di sofa,” tulis Abedin dalam bukunya.
Dia menuturkan, sang senator melepas blazernya, menyingsingkan lengan bajunya dan membuat kopi sambil terus berbicara. “Lalu, dalam sekejap semuanya berubah. Dia menjatuhkan diri ke kananku, melingkarkan lengan kirinya di bahuku, dan menciumku, mendorong lidahnya ke dalam mulutku, menekanku kembali ke sofa,” papar Abedin.
“Saya sangat terkejut, saya mendorongnya menjauh. Yang saya inginkan hanyalah 10 detik terakhir terhapus,” tulisnya. Menurut Abedin, sang senator tampak terkejut, lalu meminta maaf dan mengatakan bahwa dia selama ini “telah salah membaca”.
Saat Abedin mempertimbangkan bagaimana pergi “tanpa akhir yang buruk”, sang senator bertanya apakah dia ingin tinggal. “Kemudian saya mengatakan sesuatu yang hanya akan muncul dari versi saya yang berusia dua puluhan – 'Maafkan saya' – dan berjalan keluar, berusaha tampil sesantai mungkin,” tulisnya.
Abedin membuat klaim mengejutkan dalam sebuah memoar, Both/And: A Life in Many Worlds, yang akan diterbitkan minggu depan. The Guardian memperoleh salinannya. Abedin tidak menyebutkan nama senator atau partai sang senator, atau memberikan petunjuk lain mengenai identitasnya.
Abedin merinci kasus penyerangannya terjadi ketika ia dan keluarga Clinton datang untuk menghadiri pernikahan Donald Trump dengan istri ketiganya, Melania Knauss, di Palm Beach, Florida, pada Januari 2005.
Abedin, yang lahir di Michigan tetapi dibesarkan di Arab Saudi, menulis: “Saya merasa berada di sebuah pernikahan Arab di kampung halaman”. Abedin menghadiri makan malam yang dihadiri oleh “beberapa senator dan pembantu mereka”, tetapi tidak dengan Clinton.
“Saya akhirnya berjalan keluar dengan salah satu senator, dan segera kami berhenti di depan gedungnya dan dia mengundang saya masuk untuk minum kopi. Begitu masuk, dia menyuruh saya untuk membuat diri saya nyaman di sofa,” tulis Abedin dalam bukunya.
Dia menuturkan, sang senator melepas blazernya, menyingsingkan lengan bajunya dan membuat kopi sambil terus berbicara. “Lalu, dalam sekejap semuanya berubah. Dia menjatuhkan diri ke kananku, melingkarkan lengan kirinya di bahuku, dan menciumku, mendorong lidahnya ke dalam mulutku, menekanku kembali ke sofa,” papar Abedin.
“Saya sangat terkejut, saya mendorongnya menjauh. Yang saya inginkan hanyalah 10 detik terakhir terhapus,” tulisnya. Menurut Abedin, sang senator tampak terkejut, lalu meminta maaf dan mengatakan bahwa dia selama ini “telah salah membaca”.
Saat Abedin mempertimbangkan bagaimana pergi “tanpa akhir yang buruk”, sang senator bertanya apakah dia ingin tinggal. “Kemudian saya mengatakan sesuatu yang hanya akan muncul dari versi saya yang berusia dua puluhan – 'Maafkan saya' – dan berjalan keluar, berusaha tampil sesantai mungkin,” tulisnya.