China Dicurigai Punya Senjata Pembunuh Satelit Terbaru, AS Makin Ketar-ketir
loading...
A
A
A
BEIJING - Peluncuran satelit Shijian 21 China ke orbit telah memicu kekhawatiran militer Amerika Serikat (AS) bahwa Beijing baru saja meluncurkan senjata penghancur satelit terbaru. China menepis tuduhan itu.
Pejabat China mengatakan misinya dalam peluncuran itu adalah untuk menguji teknologi yang dapat membantu menetralisir puing-puing luar angkasa.
Namun, AS memperingatkan teknologi itu adalah bagian dari rencana Beijing mencapai sistem serangan luar angkasa yang unggul.
Pada 2016, Beijing meluncurkan satelit 'pembersih puing' resmi pertamanya, Shijian 17. Pesawat antariksa itu secara resmi disebut sebagai satelit komunikasi dengan misi mengamati puing-puing luar angkasa.
Militer AS percaya bahwa satelit itu dilengkapi dengan lengan robot sehingga mampu menyerang dan menjatuhkan satelit lain dan pesawat antariksa yang mengorbit.
“Kepala Komando Luar Angkasa AS, Jenderal James Dickinson, telah menulis kepada Kongres bahwa satelit Shijian China dapat digunakan di masa depan untuk menangani satelit lain,” ungkap laporan Sputnik pada Rabu (27/10/2021).
Satelit telah menjadi semakin penting untuk operasi militer modern, serta kehidupan sehari-hari.
Sistem komunikasi dan lokasi semuanya dibantu oleh atau bergantung pada satelit. Memiliki kemampuan melumpuhkan satelit militer lain adalah keuntungan taktis yang sangat besar, karena dapat membuat kekuatan lawan buta.
Dalam perang, satelit menjadi salah satu sasaran strategis yang harus dilumpuhkan untuk membuat lawan kesulitan dalam operasi militernya.
Pejabat China mengatakan misinya dalam peluncuran itu adalah untuk menguji teknologi yang dapat membantu menetralisir puing-puing luar angkasa.
Namun, AS memperingatkan teknologi itu adalah bagian dari rencana Beijing mencapai sistem serangan luar angkasa yang unggul.
Pada 2016, Beijing meluncurkan satelit 'pembersih puing' resmi pertamanya, Shijian 17. Pesawat antariksa itu secara resmi disebut sebagai satelit komunikasi dengan misi mengamati puing-puing luar angkasa.
Militer AS percaya bahwa satelit itu dilengkapi dengan lengan robot sehingga mampu menyerang dan menjatuhkan satelit lain dan pesawat antariksa yang mengorbit.
“Kepala Komando Luar Angkasa AS, Jenderal James Dickinson, telah menulis kepada Kongres bahwa satelit Shijian China dapat digunakan di masa depan untuk menangani satelit lain,” ungkap laporan Sputnik pada Rabu (27/10/2021).
Satelit telah menjadi semakin penting untuk operasi militer modern, serta kehidupan sehari-hari.
Sistem komunikasi dan lokasi semuanya dibantu oleh atau bergantung pada satelit. Memiliki kemampuan melumpuhkan satelit militer lain adalah keuntungan taktis yang sangat besar, karena dapat membuat kekuatan lawan buta.
Dalam perang, satelit menjadi salah satu sasaran strategis yang harus dilumpuhkan untuk membuat lawan kesulitan dalam operasi militernya.
(sya)