Bukan Lockdown, Putin Pilih Liburkan Pekerja di Tengah Amuk COVID-19

Kamis, 21 Oktober 2021 - 02:05 WIB
loading...
Bukan Lockdown, Putin Pilih Liburkan Pekerja di Tengah Amuk COVID-19
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/AP
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin memerintahkan warga Rusia untuk tidak bekerja selama seminggu di tengah meningkatnya kasus infeksi COVID-19 . Ia pun mendesak warganya agar bersedia divaksinasi.

Putin mengatakan mendukung proposal kabinet untuk memberlakukan periode tidak bekerja mulai 30 Oktober dan diperpanjang hingga minggu berikutnya, ketika empat dari tujuh hari sudah tidak bekerja, termasuk hari libur negara dua hari. Di beberapa daerah di mana situasinya paling mengancam, dia mengatakan periode tidak bekerja bisa dimulai paling cepat Sabtu dan diperpanjang hingga 7 November.

"Tugas kami hari ini adalah untuk melindungi kehidupan dan kesehatan warga kami dan meminimalkan konsekuensi dari infeksi berbahaya," kata Putin dalam panggilan video dengan pejabat tinggi.

“Untuk mencapai itu, pertama-tama perlu memperlambat laju penularan dan memobilisasi cadangan tambahan dari sistem perawatan kesehatan, yang saat ini bekerja di bawah tekanan tinggi,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Kamis (21/10/2021).



Belum diketahui jenis pekerjaan yang diminta untuk berhenti bekerja sesuai dengan keputusan Putin, selain pekerja negara dan karyawan perusahaan milik negara. Selama tindakan serupa di awal pandemi, banyak perusahaan swasta dan milik negara di sektor ekonomi "vital" diizinkan untuk tetap beroperasi.

Kabinet sendiri telah menyusun langkah-langkah kompensasi kepada dunia usaha untuk membantu menangkal pukulan ekonomi, termasuk pembayaran satu kali setara dengan gaji bulanan minimum per pekerja dan kredit berbunga rendah.

Putin juga mendesak warganya untuk mendapatkan suntikan vaksin.

“Ini masalah hidup dan keamanan Anda dan kesehatan orang-orang tersayang Anda,” kata Putin. "Hanya ada dua cara untuk melewati periode ini - sakit atau menerima vaksin," cetusnya.

"Lebih baik mendapatkan vaksin. Mengapa menunggu penyakit dan konsekuensi seriusnya? Harap bertanggung jawab dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi diri sendiri, kesehatan Anda, dan orang-orang terdekat Anda," ujarnya.



Pemimpin Rusia itu mengaku bingung dengan mereka yang meragukan vaksin, bahkan hal itu juga terjadi di antara teman-teman dekatnya. Mereka mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan suntikan setelah dia melakukannya dan kemudian terus menundanya. Putin sendiri telah mendapatkan vaksin Sputnik V yang dikembangkan di dalam negeri awal tahun ini.

"Saya tidak mengerti apa yang terjadi," ujar Putin.

“Kami memiliki vaksin yang andal dan efisien. Vaksin benar-benar mengurangi risiko penyakit, komplikasi serius, dan kematian,” jelasnya.

Dia juga telah menyetujui proposal Kabinet yang memberikan dua hari cuti berbayar kepada mereka yang mendapatkan vaksin untuk membantu mendorong program vaksinasi.

Putin juga memperingatkan para pemimpin regional agar tidak mencoba memperindah data statistik, dengan mengatakan jumlah infeksi baru yang tinggi tidak berarti pekerjaan yang buruk oleh pihak berwenang.

"Ini menunjukkan efisiensi tim regional, bukan sebaliknya," tegasnya.



Hingga saat ini, Kremlin mengesampingkan penguncian nasional atau lockdown seperti yang terjadi di awal pandemi yang memberikan pukulan berat bagi ekonomi dan melemahkan popularitas Putin, alih-alih memberdayakan otoritas regional untuk memutuskan pembatasan lokal.

Gugus tugas virus corona Rusia melaporkan 1.028 kematian dalam 24 jam terakhir, jumlah tertinggi sejak awal pandemi. Itu membuat jumlah kematian Rusia menjadi 226.353, sejauh ini tertinggi di Eropa.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)