Macron Akui Prancis Bantai Warga Aljazair di Paris pada 1961

Minggu, 17 Oktober 2021 - 06:45 WIB
loading...
A A A
“Unjuk rasa tahun 1961 ditekan secara brutal, keras dan berdarah," ungkap pernyataan kantor Macron.

“Sekitar 12.000 warga Aljazair ditangkap, banyak yang terluka dan puluhan orang tewas,” papar Macron.

Tetapi para aktivis yang mengharapkan pengakuan tanggung jawab yang lebih kuat malah kecewa.

Macron tidak secara resmi meminta maaf dan tidak memberikan pidato publik, dengan Elysee hanya mengeluarkan pernyataan tertulis.

“Pernyataan presiden merupakan kemajuan tetapi belum selesai. Kami berharap lebih," ujar Mimouna Hadjam dari asosiasi antirasisme Afrika93 mengatakan kepada kantor berita AFP.

"Papon tidak bertindak sendiri. Orang-orang disiksa, dibantai di jantung kota Paris dan para petinggi tahu," ungkap Hadjam, menyerukan pengakuan atas "kejahatan negara".

Sejarawan Emmanuel Blanchard mengatakan komentar Macron mewakili "kemajuan" dan telah "lebih jauh" daripada para pendahulunya.

Pembantaian yang terjadi selama perang melawan pemerintahan Prancis di Aljazair, disangkal atau disembunyikan oleh pemerintah Prancis selama beberapa dekade.

Peringatan pertama acara tersebut diselenggarakan pada 2001 oleh walikota Paris.

Prancis dan negara-negara Barat seringkali mengkritik pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara lain tapi mengingkari pelanggaran HAM yang mereka lakukan di masa lalu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1776 seconds (0.1#10.140)