Kabur dari Penjara, Vampir Pembantai 10 Anak Tewas Dihajar Massa
loading...
A
A
A
BUNGOMA - Seorang pria Kenya yang dijuluki "vampir haus darah" tews dihajar massa setelah melarikan diri dari penjara. Julukan itu disematkan padanya oleh polisi karena telah membantai 10 anak laki-laki dan meminum darah beberapa dari mereka.
Masten Milimo Wanjala, 20, kabur dari penjara dan lari ke kota kelahirannya di Bungoma, Kenya. Namun, jejaknya dilacak oleh penduduk desa di sebuah rumah dan dihajar hingga tewas.
Mengutip laporan BBC, Sabtu (16/10/2021), pihak kepolisian telah meluncurkan perburuan terhadap pria yang mengaku membunuh 10 anak laki-laki selama periode lima tahun itu.
Dia mengaku membius para korban dan membunuhnya. Dia juga meminum darah di antara para korban.
Dia sebenarnya telah ditangkap polisi pada bulan Juli lalu sehubungan dengan hilangnya dua anak dan kemudian mengakui pembunuhan yang lain.
Wanjala dijadwalkan muncul di pengadilan di Nairobi pada hari Rabu lalu tetapi tidak muncul.
“Agen dinas khusus telah melacaknya di Kenya Barat, tetapi sayangnya dia ditemukan oleh penduduk desa di Bungoma, dan dipukuli sampai tewas sebelum agen kami menangkapnya kembali,” tulis Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) di Twitter pada hari Jumat (15/10/2021).
“Wanjala mengaku kepada detektif telah melakukan pembunuhan. Dia telah ditahan sampai dia menghilang secara misterius dua hari yang lalu," lanjut DCI.
DCI mengatakan Wanjala berusia 15 tahun ketika dia membunuh korban Purity Maweu yang berusia 12 tahun, sebelum mengisap darahnya.
Itu menandai awal dari serentetan penghilangan dan eksekusi anak, yang membuat orang tua khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka.
DCI mengatakan penangkapannya menyusul investigasi forensik yang menyatukan para detektif dan ahli top yang diambil dari unit khusus yang berbeda di dalam DCI.
Wanjala membuang jasad-jasad korbannya di kawasan hutan ibu kota.
“Temuan mereka menempatkan dia di tempat kejadian setidaknya 10 pembunuhan, yang pertama adalah eksekusi Purity Maweu yang berusia 12 tahun,” kata DCI.
Polisi menyebutnya sebagai "vampir haus darah" yang bertanggung jawab atas setidaknya sepuluh pembunuhan berdarah dingin terhadap anak-anak tak bersalah.
Bagaimana pembunuh berantai ini melarikan diri dari sel penjaranya di Kantor Polisi Jalan Jogoo di Nairobi adalah sebuah misteri. Namun, media lokal melaporkan tiga petugas polisi telah ditangkap karena pelariannya.
Jenazah beberapa anak korban Wanjala belum juga ditemukan.
Dia tidak menyesal dan dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa dia mendapatkan "banyak kesenangan" dari membunuh para korbannya.
Masten Milimo Wanjala, 20, kabur dari penjara dan lari ke kota kelahirannya di Bungoma, Kenya. Namun, jejaknya dilacak oleh penduduk desa di sebuah rumah dan dihajar hingga tewas.
Mengutip laporan BBC, Sabtu (16/10/2021), pihak kepolisian telah meluncurkan perburuan terhadap pria yang mengaku membunuh 10 anak laki-laki selama periode lima tahun itu.
Dia mengaku membius para korban dan membunuhnya. Dia juga meminum darah di antara para korban.
Dia sebenarnya telah ditangkap polisi pada bulan Juli lalu sehubungan dengan hilangnya dua anak dan kemudian mengakui pembunuhan yang lain.
Wanjala dijadwalkan muncul di pengadilan di Nairobi pada hari Rabu lalu tetapi tidak muncul.
“Agen dinas khusus telah melacaknya di Kenya Barat, tetapi sayangnya dia ditemukan oleh penduduk desa di Bungoma, dan dipukuli sampai tewas sebelum agen kami menangkapnya kembali,” tulis Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) di Twitter pada hari Jumat (15/10/2021).
“Wanjala mengaku kepada detektif telah melakukan pembunuhan. Dia telah ditahan sampai dia menghilang secara misterius dua hari yang lalu," lanjut DCI.
DCI mengatakan Wanjala berusia 15 tahun ketika dia membunuh korban Purity Maweu yang berusia 12 tahun, sebelum mengisap darahnya.
Itu menandai awal dari serentetan penghilangan dan eksekusi anak, yang membuat orang tua khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka.
DCI mengatakan penangkapannya menyusul investigasi forensik yang menyatukan para detektif dan ahli top yang diambil dari unit khusus yang berbeda di dalam DCI.
Wanjala membuang jasad-jasad korbannya di kawasan hutan ibu kota.
“Temuan mereka menempatkan dia di tempat kejadian setidaknya 10 pembunuhan, yang pertama adalah eksekusi Purity Maweu yang berusia 12 tahun,” kata DCI.
Polisi menyebutnya sebagai "vampir haus darah" yang bertanggung jawab atas setidaknya sepuluh pembunuhan berdarah dingin terhadap anak-anak tak bersalah.
Bagaimana pembunuh berantai ini melarikan diri dari sel penjaranya di Kantor Polisi Jalan Jogoo di Nairobi adalah sebuah misteri. Namun, media lokal melaporkan tiga petugas polisi telah ditangkap karena pelariannya.
Jenazah beberapa anak korban Wanjala belum juga ditemukan.
Dia tidak menyesal dan dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa dia mendapatkan "banyak kesenangan" dari membunuh para korbannya.
(min)