Pakar: Tidak Hanya China, AS Juga Harus Buka Akses Biolabnya untuk Diselidiki

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 09:00 WIB
loading...
Pakar: Tidak Hanya China, AS Juga Harus Buka Akses Biolabnya untuk Diselidiki
Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Pensiunan Ahli Independen PBB tentang Promosi Tatanan Internasional yang Demokratis dan Berkeadilan, Alfred-Maurice de Zayas mengatakan, jika Amerika Serikat (AS) ingin ada penyelidikan internasional soal asal-usul Covid-19 , maka mereka juga harus membuka biolabnya untuk diperiksa.

Dia menuturkan, jika hanya China yang diperiksa, rasanya kurang adil. De Zayas mengatakan, kecurigaan China bahwa kemungkinan virus ini juga berasal dari biolab AS adalah sesuatu hal yang bisa dibenarkan.



Sebab, menurut de Zayas, di masa lalu laboratorium perang biologis AS telah diperintahkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit AS atau CDC untuk menghentikan penelitian virus dan patogen paling mematikan karena kekhawatiran keamanan yang serius. Khususnya mengenai limbah terkontaminasi yang dapat bocor keluar dari fasilitas, termasuk air limbah.

“Jika AS benar-benar menginginkan penyelidikan internasional ke Wuhan, AS juga harus menawarkan para peneliti internasional kemungkinan untuk menyelidiki biolab AS,” ucapnya, seperti dilansir Sputnik, Jumat (15/10/2021).

“Di sisi lain, AS tidak boleh dipaksa untuk memberi lampu hijau penyelidikan ke banyak pusat penelitian "pertahanan hayati" AS, termasuk Fort Detrick di Maryland, yang telah menjadi pusat penelitian senjata biologis Angkatan Darat AS,” sambungnya.



Disinggung soal pernyataan Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines di awal-awal masa penyelidikan intelijen AS soal Covid-19, bahwa dia mereka mencoba mencari “senjata api”. De Zayas menuturkan, pernyataan Haines menunjukan bahwa mereka mencari seseorang untuk disalahkan.

Menurutnya, bahasa Haines sendiri menunjukkan bahwa tidak ada minat medis yang tulus tentang Covid-19 atau tentang para korban pandemi.

“Ketika seseorang berbicara tentang “senjata api”, seseorang sudah mengungkapkan bahwa dia sedang mencari “seseorang” untuk disalahkan, daripada menemukan obat yang tahan lama untuk pandemi – apakah influenza, polio, tipus, Ebola, HIV, virus Zika atau Covid-19,” ungkapnya.



Menurutnya, WHO dan lembaga lain harus terus melakukan penelitian di seluruh dunia tentang kemungkinan sumber genom Covid-19 dan asal-usul dan penularan virus lain. Tetapi, penelitian semacam itu harus objektif dan diinformasikan oleh semangat solidaritas internasional. Covid-19 adalah masalah yang terlalu serius untuk direduksi menjadi kompetisi partisan.

“Sekali lagi, ini adalah permainan menyalahkan politik yang menjadi pusat perhatian. Alih-alih keinginan untuk menyelesaikan berbagai dampak manusia dan ekonomi dari pandemi,” tuturnya.

Dia mengatakan, ada banyak contoh laporan "intelijen" Amerika yang digunakan untuk menyesatkan Kongres AS, warga Amerika, Dewan Keamanan PBB dan dunia agar percaya pada "hipotesis" yang tidak berbasis bukti. Dia mencontohkan apa yang disebut senjata pemusnah massal di Irak.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1990 seconds (0.1#10.140)