Terbongkar! Trump Lengser, Souvenir untuk Tamu Negara Banyak yang Hilang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menggelar penyelidikan terkait keterlibatan pejabat era Presiden Donald Trump atas hilangnya sejumlah souvenir untuk tamu asing.
"Kantor Inspektur Jenderal sedang menyelidiki apakah pejabat politik Presiden Donald Trump saat itu mengambil hadiah yang didanai pembayar pajak dari brankas hadiah Departemen Luar Negeri pada Januari dan membawanya pulang," kata seorang pejabat Deplu AS yang mengetahui peristiwa tersebut seperti dikutip dari NBC, Rabu (13/10/2021).
Pejabat itu mengatakan nilai dolar dari hadiah yang hilang itu “signifikan.”
Penyelidikan terbaru atas hadiah yang hilang pertama kali dilaporkan oleh The New York Times. Surat kabar itu mengidentifikasi barang-barang yang hilang seperti tas yang dimaksudkan sebagai hadiah untuk para pemimpin negara yang hadir pada KTT Kelompok Tujuh. Konferensi itu seharusnya diadakan di Camp David pada tahun 2020 tetapi dibatalkan karena pandemi.
"Tas hadiah itu termasuk portofolio kulit, nampan timah dan kotak marmer dengan cap presiden atau tanda tangan Donald dan Melania Trump," The New York Times melaporkan.
Surat kabar itu mengutip dokumen publik dari pemerintah federal, wawancara dengan pejabat saat ini dan mantan pejabat, serta pernyataan dari beberapa departemen dan lembaga untuk laporannya.
Menurut inspektur jenderal hadiah yang hilang selama pemerintahan Trump juga mencakup botol wiski senilai USD5.800 yang diberikan kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo saat itu oleh Jepang.
Pompeo sendiri mengatakan dia tidak pernah menerimanya.
"Itu tidak pernah sampai ke saya," katanya kepada Fox News tahun ini.
"Saya tidak tahu bagaimana Departemen Luar Negeri kehilangan hal ini - meskipun saya melihat ketidakmampuan yang sangat besar di Departemen Luar Negeri selama waktu saya di sana," imbuhnya.
Kantor inspektur jenderal Deplu AS menolak berkomentar. Kantor Trump juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari NBC News. Seorang juru bicara Trump tidak membalas beberapa pesan dari The New York Times yang meminta tanggapan, kata surat kabar itu.
Seorang pejabat negara mengatakan departemen itu menganggap serius perannya dalam melaporkan disposisi hadiah tertentu yang diterima oleh pegawai pemerintah AS. Hadiah ini adalah milik rakyat Amerika dan harus dipertanggungjawabkan secara akurat.
Pejabat itu mengatakan departemen sedang mencari keberadaan hadiah yang tidak diketahui dan keadaan yang menyebabkan hilangnya hadiah-hadiah itu.
Sekedar informasi kantor protokol Deplu AS diharuskan mencatat hadiah yang diberikan kepada pejabat AS dan melacak disposisi mereka. Penerima memiliki pilihan untuk menyerahkan hadiah dengan nilai tertentu ke Arsip Nasional atau entitas pemerintah lain atau membelinya untuk penggunaan pribadi dengan membayar kembali nilainya kepada Departemen Keuangan.
Trump sendiri, kata Departemen Luar Negeri, menerima sejumlah hadiah mahal selama menjabat termasuk pistol 9 mm dari Republik Ceko dan bangku kayu yang diukir menyerupai jaguar dari Brasil. Kesemuanya dikirim ke Arsip Nasional.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
"Kantor Inspektur Jenderal sedang menyelidiki apakah pejabat politik Presiden Donald Trump saat itu mengambil hadiah yang didanai pembayar pajak dari brankas hadiah Departemen Luar Negeri pada Januari dan membawanya pulang," kata seorang pejabat Deplu AS yang mengetahui peristiwa tersebut seperti dikutip dari NBC, Rabu (13/10/2021).
Pejabat itu mengatakan nilai dolar dari hadiah yang hilang itu “signifikan.”
Penyelidikan terbaru atas hadiah yang hilang pertama kali dilaporkan oleh The New York Times. Surat kabar itu mengidentifikasi barang-barang yang hilang seperti tas yang dimaksudkan sebagai hadiah untuk para pemimpin negara yang hadir pada KTT Kelompok Tujuh. Konferensi itu seharusnya diadakan di Camp David pada tahun 2020 tetapi dibatalkan karena pandemi.
"Tas hadiah itu termasuk portofolio kulit, nampan timah dan kotak marmer dengan cap presiden atau tanda tangan Donald dan Melania Trump," The New York Times melaporkan.
Surat kabar itu mengutip dokumen publik dari pemerintah federal, wawancara dengan pejabat saat ini dan mantan pejabat, serta pernyataan dari beberapa departemen dan lembaga untuk laporannya.
Menurut inspektur jenderal hadiah yang hilang selama pemerintahan Trump juga mencakup botol wiski senilai USD5.800 yang diberikan kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo saat itu oleh Jepang.
Pompeo sendiri mengatakan dia tidak pernah menerimanya.
"Itu tidak pernah sampai ke saya," katanya kepada Fox News tahun ini.
"Saya tidak tahu bagaimana Departemen Luar Negeri kehilangan hal ini - meskipun saya melihat ketidakmampuan yang sangat besar di Departemen Luar Negeri selama waktu saya di sana," imbuhnya.
Kantor inspektur jenderal Deplu AS menolak berkomentar. Kantor Trump juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari NBC News. Seorang juru bicara Trump tidak membalas beberapa pesan dari The New York Times yang meminta tanggapan, kata surat kabar itu.
Seorang pejabat negara mengatakan departemen itu menganggap serius perannya dalam melaporkan disposisi hadiah tertentu yang diterima oleh pegawai pemerintah AS. Hadiah ini adalah milik rakyat Amerika dan harus dipertanggungjawabkan secara akurat.
Pejabat itu mengatakan departemen sedang mencari keberadaan hadiah yang tidak diketahui dan keadaan yang menyebabkan hilangnya hadiah-hadiah itu.
Sekedar informasi kantor protokol Deplu AS diharuskan mencatat hadiah yang diberikan kepada pejabat AS dan melacak disposisi mereka. Penerima memiliki pilihan untuk menyerahkan hadiah dengan nilai tertentu ke Arsip Nasional atau entitas pemerintah lain atau membelinya untuk penggunaan pribadi dengan membayar kembali nilainya kepada Departemen Keuangan.
Trump sendiri, kata Departemen Luar Negeri, menerima sejumlah hadiah mahal selama menjabat termasuk pistol 9 mm dari Republik Ceko dan bangku kayu yang diukir menyerupai jaguar dari Brasil. Kesemuanya dikirim ke Arsip Nasional.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ian)