Kisah Bapak Nuklir Pakistan Diburu CIA, MI6 dan Mossad tapi Selalu Lolos

Rabu, 13 Oktober 2021 - 02:23 WIB
loading...
A A A
Sayangnya, pada tahun 2018, Presiden AS Donald Trump, didorong oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Mossad-nya Yossi Cohen, menarik diri dari kesepakatan JCPOA. Iran sekarang lebih dekat menjadi negara bersenjata nuklir daripada pada 2018, mendekati target yang fondasinya diletakkan oleh Khan.

Khan tidak hanya lolos dari tangan Mossad, CIA juga memiliki kesempatan untuk menghentikan peran nuklir Khan di Pakistan dan bisnis proliferasi nuklir lepas berikutnya.



Bertahun-tahun setelah Khan melarikan diri dari Belanda pada tahun 1975, Perdana Menteri Belanda Ruud Lubbers mengungkapkan bahwa CIA sudah mengetahui tentang Khan dan keterlibatannya dalam menjarah teknologi nuklir, tetapi AS tidak berbuat banyak untuk menghentikan Pakistan mendapatkan senjata nuklir.

Tapi CIA terus mengikuti Khan dan berhasil menembus usaha pribadinya di Dubai. Ternyata salah satu lawan bicara Khan dari Swiss bekerja untuk CIA. Jaringan rusak; beberapa anggotanya ditangkap.

Tiga spesialis teknik Swiss, yang menjual suku cadang sentrifugal Khan dari lokasi produksi di Swiss, Dubai dan Malaysia, sedang diselidiki. Ketika mereka akhirnya dijatuhi hukuman di Swiss pada 2012, mereka menghindari hukuman penjara; dilaporkan secara luas bahwa CIA telah mendesak tawar-menawar pembelaan mengingat kolaborasi para insinyur dengan dinas intelijen.

Ketika peran Khan di Libya terbongkar pada tahun 2004, pihak berwenang Pakistan, di bawah tekanan internasional yang kuat, "mewawancarainya", menghindari dakwaan formal, atas tuduhan menjual rahasia nuklir secara ilegal.

Pihak berwenang Pakistan saat itu menolak mengizinkan IAEA untuk menanyai Khan. Sebaliknya, mereka berjanji untuk menginterogasinya sebagai gantinya. Hal ini menyebabkan akuntansi yang tidak lengkap tentang transaksi Khan.

Tak lama setelah itu, Khan muncul di televisi pemerintah untuk mengaku dan meminta maaf karena membocorkan rahasia nuklir ke negara lain, sambil membebaskan pemerintah dari segala tanggung jawab.

Setelah Khan mengaku tentang jaringan penjualan nuklir dan rahasianya di televisi nasional, dan dengan keras, dan dengan mudah, menyangkal keterlibatan atau pengetahuan negara Pakistan tentang kegiatannya, dia diampuni oleh presiden saat itu Pervez Musharraf yang menempatkannya di bawah tahanan rumah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2454 seconds (0.1#10.140)