Mantan Bos Mossad: Israel Harus Mengebom Reaktor Nuklir Iran

Rabu, 13 Oktober 2021 - 00:44 WIB
loading...
Mantan Bos Mossad: Israel...
Yossi Cohen, mantan kepala Mossad Israel. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Mantan kepala Mossad Yossi Cohen, pada Selasa (12/10/2021), mengatakan militer Israel harus mengebom reaktor nuklir Iran untuk mencegah Teheran memperoleh bom nuklir.

Menurutnya, militer harus melakukannya seperti yang sudah dilakukan terhadap rektor nuklir Irak dan Suriah.



Mantan bos intelijen Zionis itu mengatakan ada penentangan yang lebih besar terhadap program nuklir Iran daripada di masa lalu.

Seruan Cohen disampaikan di The Jerusalem Post Diplomatic Conference.

"Saya pikir Iran, sampai hari ini, bahkan tidak dekat untuk memperoleh senjata nuklir...Ini karena upaya lama oleh beberapa kekuatan di dunia," kata Cohen, dalam menanggapi pertanyaan jurnalis intelijen Jerusalem Post.

Cohen mengatakan posisi Iran juga lebih lemah."Karena kurangnya dukungan asing untuk apa yang [Iran] lakukan daripada di masa lalu," paparnya.

Jika Iran mengembangkan senjata nuklir, kata Cohen, Israel harus bisa menghentikannya sendiri.

Ditanya apakah itu mungkin tanpa bom penghancur bungker, Cohen menjawab: “Kita harus mengembangkan kemampuan untuk memungkinkan kita benar-benar mandiri, melakukan apa yang telah dilakukan Israel dua kali sebelumnya—mengebom reaktor nuklir di Suriah dan Irak."

“Mereka seharusnya tidak tidur dengan tenang di Iran,” katanya.



Cohen mengatakan bahwa Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA)—nama resmi dari kesepakatan nuklir Iran 2015—adalah keliru. "Dalam JCPOA, C berarti komprehensif. Itu tidak komprehensif; itu harus komprehensif," ujarnya.

"Kesepakatan itu harus diperbarui sepenuhnya—tidak hanya dalam satu subjek yang berbeda, tetapi sepenuhnya agar efektif," kata Cohen.

“Jika tidak, Iran akan terus memiliki kemampuan yang dimilikinya saat ini, atau bahkan lebih tinggi.”

Cohen membanggakan aksi Mossad di bawah kepemimpinannya yang menyelundupkan seluruh arsip nuklir dari Iran ke Israel pada 2018. Arsip itu merujuk pada tiga situs nuklir yang sebelumnya tidak diketahui di Republik Islam Iran.

"Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi harus mempertimbangkan ini ketika mengizinkan negara-negara untuk menandatangani JCPOA masa depan," paparnya.

"Kecuali Iran benar-benar bersih tentang perbuatan mereka di masa lalu, perjanjian nuklir tidak boleh ditandatangani. Grossi seharusnya tidak membiarkan itu," imbuh dia.

Cohen juga berbicara tentang keterlibatannya dalam normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab melalui Abraham Accords atau Kesepakatan Abraham. Dia mengatakan kesepakatan itu adalah salah satu pencapaian terbesar yang pernah ada."Hal yang agung, dan tidak kurang dari keajaiban bagi Israel," katanya.

“Saya berharap, saya berdoa agar gelombang ini terus berlanjut,” katanya. “Negara-negara modern harus berhubungan dengan bintang Israel hari ini. Itu karena kami sangat inovatif. Kami percaya kami harus membawa orang-orang terpintar di seluruh dunia bekerja bahu-membahu dengan kami dan teknologi kami."

“Saya percaya cahaya Negara Israel menjangkau semua orang. Itu diketahui oleh semua negara,” kata Cohen.

Cohen sekarang menjabat sebagai kepala operasi investasi SoftBank Israel. Dia menangkis pertanyaan tentang apakah dia berencana untuk memasuki dunia politik. "Saya dalam bisnis sekarang," katanya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)