Raih Nobel Perdamaian, Biden Ucapkan Selamat kepada Jurnalis Rusia dan Filipina

Sabtu, 09 Oktober 2021 - 21:25 WIB
loading...
Raih Nobel Perdamaian,...
Jurnalis Rusia Dmitry Muratov dan Maria Ressa dari Filipina meraih hadiah Nobel Perdamaian 2021. Foto/Newslead India
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan ucapan selamat kepada jurnalis Rusia Dmitry Muratov dan Maria Ressa dari Filipina setelah mereka memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian . Biden menilai keduanya sangat layak mendapat hadiah bergengsi itu untuk pekerjaan mereka yang mempromosikan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers.

"Muratov dan Ressa telah mengejar fakta – tanpa lelah dan tanpa rasa takut,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

"Mereka telah bekerja untuk memeriksa penyalahgunaan kekuasaan, mengungkap korupsi, dan menuntut transparansi," tambahnya.

"Mereka telah ulet dalam mendirikan media independen dan membela mereka dari kekuatan yang mencari kebungkaman mereka," ucapnya seperti dikutip dari Radio Free Europe, Sabtu (9/10/2021).

Biden mengatakan bahwa atas komitmen keduanya terhadap prinsip-prinsip dasar kebebasan pers – prinsip-prinsip yang sangat diperlukan untuk demokrasi yang sehat – mereka telah menghadapi ancaman, pelecehan, dan intimidasi terus-menerus, tindakan hukum, dan bahkan, dalam kasus Muratov, kematian rekan-rekannya.

Muratov (59) adalah salah satu pendiri surat kabar Novaya Gazeta pada tahun 1993 dan telah menjadi pemimpin redaksi surat kabar tersebut selama 24 tahun.

Komite Nobel mengatakan Novaya Gazeta, yang digambarkan sebagai surat kabar paling independen di Rusia saat ini, telah membela kebebasan berbicara di Rusia dalam kondisi yang semakin menantang.

Komite Nobel memuji sikap kritis terhadap kekuasaan dan jurnalisme berbasis fakta dan integritas profesional, yang dikatakan telah menjadikannya sumber informasi penting tentang aspek-aspek yang dapat dicela dari masyarakat Rusia yang jarang disebutkan oleh media lain - termasuk korupsi, kekerasan polisi, penangkapan tidak sah, dan kecurangan pemilu.



Novaya Gazeta telah menghadapi pelecehan, ancaman, kekerasan, dan pembunuhan sejak awal, dengan enam jurnalisnya terbunuh, termasuk Anna Politkovskaya, yang liputannya mengungkap korupsi tingkat tinggi di Rusia dan pelanggaran hak di Republik Chechnya, Kaukasus Utara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2075 seconds (0.1#10.140)