Pasukan Nigeria Bebaskan Lebih dari 180 Sandera

Jum'at, 08 Oktober 2021 - 19:23 WIB
loading...
Pasukan Nigeria Bebaskan Lebih dari 180 Sandera
Pasukan Nigeria membebaskan lebih dari 180 sandera. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
LAGOS - Pihak kepolisian Nigeria mengumumkan sedikitnya 187 orang termasuk bayi telah dibebaskan di bagian utara negara itu. Ini adalah salah satu pembebasan sandera korban penculikan terbesar yang pernah terjadi di negara itu.

"Pasukan keamanan Nigeria menyelamatkan para sandera dari sebuah hutan di negara bagian Zamfara di mana mereka telah ditahan selama berminggu-minggu," kata juru bicara polisi Zamfara Mohammed Shehu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari ABC, Jumat (8/10/2021).

Dia mengatakan para korban dibebaskan tanpa syarat, menunjukkan bahwa tidak ada uang tebusan yang dibayarkan.

Shehu mengungkapkan para sandera di Zamfara dibebaskan pada hari Kamis sebagai hasil dari operasi pencarian dan penyelamatan yang ekstensif, serta dibantu oleh langkah-langkah keamanan termasuk penutupan jaringan telepon seluler dan pembatasan pertemuan dan pergerakan di negara bagian Zamfara.



“Langkah-langkah keamanan baru di negara bagian itu telah memberikan hasil yang luar biasa, karena telah berhasil menyelamatkan banyak korban penculikan yang berjumlah ratusan, dan (mereka) telah dipersatukan kembali dengan keluarga masing-masing,” kata Shehu.

"Badan-badan keamanan Nigeria akan terus bekerja untuk memastikan kembalinya perdamaian dan keamanan abadi di negara bagian itu," ia menambahkan dalam pernyataan itu.

Orang-orang telah diculik oleh bandit bersenjata yang beroperasi di hutan lindung terpencil di barat laut Nigeria. Geng penjahat dengan sepeda motor menyerang desa-desa pedesaan di mana mereka membunuh, memperkosa, mencuri dan menyandera. Kelompok besar bandit seringkali melebihi jumlah polisi dan keamanan di pemukiman yang mereka serang. Menurut pakar keamanan ada ribuan bandit seperti itu di Nigeria.

"Para bandit seringkali memiliki perlengkapan yang lebih baik daripada militer Nigeria," menurut Abdulaziz Yari, mantan gubernur negara bagian Zamfara, yang menjadi pusat krisis.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1523 seconds (0.1#10.140)