Kapal Perang Inggris HMS Richmond Kunjungi Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kapal Angkatan Laut (AL) Inggris HMS Richmond akan mengunjungi Indonesia pada 8-10 Oktober 2021. Kunjungan ini dilakukan untuk menyatukan AL Inggris dan TNI AL . Kunjungan dilakukan dengan tetap menjaga pembatasan jarak sesuai protokol kesehatan Covid-19, baik di laut maupun di darat.
Kegiatan dari kunjungan Kapal AL Inggris serta TNI AL termasuk tur kapal secara virtual, latihan bersama, tari Poco-Poco dan Maumere, serta sesi memasak nasi goreng yang mencerminkan hubungan hangat antara kedua Angkatan Laut.
Badan amal kru kapal selam Inggris yang berusia 35 tahun dan terafiliasi dengan AL Inggris juga akan menyerahkan donasi sebesar £53,000 (sekitar Rp1 milyar) kepada para anggota keluarga korban tragedi KRI Nanggala. Donasi ini dikumpulkan oleh komunitas Kapal Selam Inggris melalui badan amal “We Remember Submarines”. Selain itu juga akan ada tradisi lintas kapal di laut antara HMS Richmond dan Kapal TNI AL KRI Bung Tomo.
“HMS Richmond telah berada di kawasan ini sebagai bagian dari Carrier Strike Group (CSG) Inggris, sebuah formasi yang terdiri dari 9 kapal, 32 pesawat (jet dan helikopter), and 3,700 personel yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth,” sebut pernyataan Kedubes Inggris seperti tertuang dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (6/10).
Dalam pernyataan itu juga disebutkan, momentum ini menjadi penempatan operasional perdana HMS Queen Elizabeth sebagai salah satu dari dua kapal perang terbesar yang pernah dibuat untuk AL Inggris dan diberi nama untuk menghormati Yang Mulia Ratu Elizabeth.
CSG adalah formasi terbesar dari jenisnya yang telah meninggalkan Inggris selama lebih dari 25 tahun. Dengan desain yang dirancang untuk misi internasional dan dapat dipertukarkan, CSG sangat fleksibel karena bisa diterjunkan untuk mengatasi ancaman dari dalam dan luar negeri hingga bantuan kemanusiaan dan bencana, seperti kapal-kapal Inggris yang pernah dikirimkan untuk membantu bencana Tsunami 2004.
Carrier Strike Group telah berinteraksi dengan lebih dari 40 negara selama penempatannya di Mediterania, Timur Tengah dan Indo Pasifik yang memperlihatkan visi “Global Britain” (Inggris yang mendunia).
“Inggris memanfaatkan penempatan CSG untuk menunjukkan solidaritas dengan para sekutu dan mitra-mitra global kami, memperkuat persahabatan, serta menjalin hubungan-hubungan yang baru. Inggris kokoh berdiri sendiri namun akan lebih kuat jika bekerjasama dengan mitra-mitranya,” lanjut pernyataan tersebut.
Global Britain menunjukkan bahwa Inggris berada dalam posisi terbaik ketika visinya bersifat inklusif dan terbuka, serta menerapkan visi perdagangan bebas dan bekerjasama erat dengan semua negara termasuk Indonesia, termasuk untuk mengatasi tantangan-tantangan global seperti Covid-19 dan perubahan iklim.
Visi “Global Britain” ditetapkan awal tahun ini dan dicantumkan dalam “Integrated Review”, sebuah Tinjauan Terpadu yang memaparkan kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan dan pembangunan Inggris.
Tinjauan ini menetapkan peran Inggris sebagai sebuah kekuatan untuk kebaikan di dunia, dengan memperjuangkan hak asasi manusia dan sistem internasional berbasis aturan untuk perdamaian, serta keamanan dan kemakmuran.
“Selama penempatannya, CSG menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) sebagai bagian penting dari sistem internasional berbasis aturan yang menetapkan peraturan-peraturan navigasi laut yang damai dan bebas. Indonesia adalah mitra penting dalam menegakkan prinsip-prinsip UNCLOS,” tambah pernyataan tersebut.
Kegiatan dari kunjungan Kapal AL Inggris serta TNI AL termasuk tur kapal secara virtual, latihan bersama, tari Poco-Poco dan Maumere, serta sesi memasak nasi goreng yang mencerminkan hubungan hangat antara kedua Angkatan Laut.
Badan amal kru kapal selam Inggris yang berusia 35 tahun dan terafiliasi dengan AL Inggris juga akan menyerahkan donasi sebesar £53,000 (sekitar Rp1 milyar) kepada para anggota keluarga korban tragedi KRI Nanggala. Donasi ini dikumpulkan oleh komunitas Kapal Selam Inggris melalui badan amal “We Remember Submarines”. Selain itu juga akan ada tradisi lintas kapal di laut antara HMS Richmond dan Kapal TNI AL KRI Bung Tomo.
“HMS Richmond telah berada di kawasan ini sebagai bagian dari Carrier Strike Group (CSG) Inggris, sebuah formasi yang terdiri dari 9 kapal, 32 pesawat (jet dan helikopter), and 3,700 personel yang dipimpin oleh Kapal Induk HMS Queen Elizabeth,” sebut pernyataan Kedubes Inggris seperti tertuang dalam rilis yang diterima Sindonews, Rabu (6/10).
Dalam pernyataan itu juga disebutkan, momentum ini menjadi penempatan operasional perdana HMS Queen Elizabeth sebagai salah satu dari dua kapal perang terbesar yang pernah dibuat untuk AL Inggris dan diberi nama untuk menghormati Yang Mulia Ratu Elizabeth.
CSG adalah formasi terbesar dari jenisnya yang telah meninggalkan Inggris selama lebih dari 25 tahun. Dengan desain yang dirancang untuk misi internasional dan dapat dipertukarkan, CSG sangat fleksibel karena bisa diterjunkan untuk mengatasi ancaman dari dalam dan luar negeri hingga bantuan kemanusiaan dan bencana, seperti kapal-kapal Inggris yang pernah dikirimkan untuk membantu bencana Tsunami 2004.
Carrier Strike Group telah berinteraksi dengan lebih dari 40 negara selama penempatannya di Mediterania, Timur Tengah dan Indo Pasifik yang memperlihatkan visi “Global Britain” (Inggris yang mendunia).
“Inggris memanfaatkan penempatan CSG untuk menunjukkan solidaritas dengan para sekutu dan mitra-mitra global kami, memperkuat persahabatan, serta menjalin hubungan-hubungan yang baru. Inggris kokoh berdiri sendiri namun akan lebih kuat jika bekerjasama dengan mitra-mitranya,” lanjut pernyataan tersebut.
Global Britain menunjukkan bahwa Inggris berada dalam posisi terbaik ketika visinya bersifat inklusif dan terbuka, serta menerapkan visi perdagangan bebas dan bekerjasama erat dengan semua negara termasuk Indonesia, termasuk untuk mengatasi tantangan-tantangan global seperti Covid-19 dan perubahan iklim.
Visi “Global Britain” ditetapkan awal tahun ini dan dicantumkan dalam “Integrated Review”, sebuah Tinjauan Terpadu yang memaparkan kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan dan pembangunan Inggris.
Tinjauan ini menetapkan peran Inggris sebagai sebuah kekuatan untuk kebaikan di dunia, dengan memperjuangkan hak asasi manusia dan sistem internasional berbasis aturan untuk perdamaian, serta keamanan dan kemakmuran.
“Selama penempatannya, CSG menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) sebagai bagian penting dari sistem internasional berbasis aturan yang menetapkan peraturan-peraturan navigasi laut yang damai dan bebas. Indonesia adalah mitra penting dalam menegakkan prinsip-prinsip UNCLOS,” tambah pernyataan tersebut.
(esn)