Cerita Pilu Sniper Pasukan Khusus Afghanistan Dieksekusi Taliban
loading...
A
A
A
"Itulah sebabnya mereka mengusir saya," kata Shakar, menirukan ucapan Noor sebelum dibunuh Taliban.
Lima belas hari kemudian, Noor dilacak oleh pasukan Taliban ke rumah saudara perempuannya di tepi Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan dibunuh.
Dia ditembak tiga kali di dada dan sekali lagi saat dia terbaring di tanah oleh dua pria bersenjata dari kelompok Taliban.
Noor ditembak mati, sementara istri dan lima anaknya—yang semuanya masih di bawah sembilan tahun—berada di pintu masuk rumah.
Kementerian Pertahanan (MOD) Inggris, melalui seorang juru bicaranya, mengatakan: "Kami menyadari situasi selama Operation Pitting sangat sulit bagi semua yang terlibat, dan personel Inggris bekerja dalam situasi yang bergerak cepat dan kompleks untuk mengevakuasi ribuan orang di Kabul."
MOD menambahkan bahwa mereka tidak memiliki catatan aplikasi dalam kasus Noor, dan dipahami bahwa Noor tidak secara resmi mengajukan permohonan untuk datang ke Inggris di bawah skema Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (ARAP) pemerintah.
Pembunuhan itu memicu keterkejutan dan kemarahan dari anggota militer Inggris, di mana mantan Kolonel Ash Alexander-Cooper, OBE, seorang komandan operasi spesialis SAS, menulis dalam tweet: "Bagi para pemimpin yang masih tidak yakin, ini bukan permainan, 'N' dieksekusi oleh Taliban dengan darah dingin hanya beberapa jam yang lalu. Kejahatannya? Tahun layanan setia dan profesional, dibimbing oleh unit Inggris."
"Tidak ada amnesti. Ditinggalkan oleh kami, pembunuhan ini tidak akan menjadi yang terakhir," tulisnya.
“Ini adalah realitas Taliban 'baru',” kata Alexander-Cooper.
Lima belas hari kemudian, Noor dilacak oleh pasukan Taliban ke rumah saudara perempuannya di tepi Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan dibunuh.
Dia ditembak tiga kali di dada dan sekali lagi saat dia terbaring di tanah oleh dua pria bersenjata dari kelompok Taliban.
Noor ditembak mati, sementara istri dan lima anaknya—yang semuanya masih di bawah sembilan tahun—berada di pintu masuk rumah.
Kementerian Pertahanan (MOD) Inggris, melalui seorang juru bicaranya, mengatakan: "Kami menyadari situasi selama Operation Pitting sangat sulit bagi semua yang terlibat, dan personel Inggris bekerja dalam situasi yang bergerak cepat dan kompleks untuk mengevakuasi ribuan orang di Kabul."
MOD menambahkan bahwa mereka tidak memiliki catatan aplikasi dalam kasus Noor, dan dipahami bahwa Noor tidak secara resmi mengajukan permohonan untuk datang ke Inggris di bawah skema Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (ARAP) pemerintah.
Pembunuhan itu memicu keterkejutan dan kemarahan dari anggota militer Inggris, di mana mantan Kolonel Ash Alexander-Cooper, OBE, seorang komandan operasi spesialis SAS, menulis dalam tweet: "Bagi para pemimpin yang masih tidak yakin, ini bukan permainan, 'N' dieksekusi oleh Taliban dengan darah dingin hanya beberapa jam yang lalu. Kejahatannya? Tahun layanan setia dan profesional, dibimbing oleh unit Inggris."
"Tidak ada amnesti. Ditinggalkan oleh kami, pembunuhan ini tidak akan menjadi yang terakhir," tulisnya.
“Ini adalah realitas Taliban 'baru',” kata Alexander-Cooper.